Daerah

DLH Samarinda Rekrut 80 Operator Insinerator, Warga Sekitar Jadi Prioritas

Kaltim Today
13 November 2025 19:25
DLH Samarinda Rekrut 80 Operator Insinerator, Warga Sekitar Jadi Prioritas
Shelter insinerator di Kawasan Polder Air Hitam yang kini tengah merakit unit Wisanggeni generasi terbaru. (Nindi/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus mematangkan kesiapan operasional Tempat Penampungan Sementara (TPS) berbasis insinerator. Tak hanya soal infrastruktur, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kini mulai menyiapkan sumber daya manusia yang akan bertugas mengoperasikan 10 unit insinerator di berbagai titik kota.

Plt Kepala DLH Samarinda, Suwarso, mengatakan pihaknya telah menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah instansi terkait, termasuk Dinas PUPR, Dinas Tenaga Kerja, sepuluh camat se-Samarinda, dan Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP). Rapat tersebut membahas skema rekrutmen tenaga kerja yang diutamakan bagi warga sekitar lokasi insinerator.

“Setiap titik insinerator akan mempekerjakan delapan orang, terdiri dari lima operator dan tiga petugas pendukung, termasuk keamanan. Jadi totalnya sekitar 80 orang. Filosofinya kami ingin memberdayakan masyarakat sekitar dan membuka peluang kerja bagi warga di lingkungan TPS,” ujar Suwarso saat ditemui Awak Media.

Suwarso menjelaskan, sebelum diterjunkan ke lapangan, para calon operator akan mengikuti pelatihan khusus dari DLH. Materi pelatihan mencakup pengoperasian mesin, prosedur keselamatan kerja, dan pemeliharaan alat. 

“Karena ini bekerja di area reaktor bersuhu tinggi, perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja wajib diperhatikan. Kami juga menggandeng Disnaker untuk urusan BPJS dan ketenagakerjaan,” jelasnya.

Selain mempersiapkan tenaga kerja, progres pembangunan fisik TPS berbasis insinerator juga terus berjalan. Di Kelurahan Baqa, alat berat mulai masuk ke lokasi, dan ditargetkan rampung pada Desember mendatang. 

“Kalau untuk yang di Loa Janan Ilir sempat digeser karena tanjakannya tinggi dan berisiko dengan bak sampah, tapi sekarang sudah siap dibangun. Termasuk di wilayah Sungai Kunjang yang awalnya direncanakan dekat sekolah, akhirnya kami pindah ke Jalan Nusyirwan Ismail,” ungkap Suwarso.

Saat ini, seluruh 10 unit insinerator telah tiba di Samarinda dan disimpan sementara di kawasan Folder Air Hitam. “Ada yang sudah dirakit, ada juga yang masih di dalam kendaraan fuso, semuanya sudah datang,” tambahnya.

Menariknya, DLH juga menyiapkan inovasi lanjutan dalam pemanfaatan limbah abu hasil pembakaran. Abu tersebut rencananya akan diolah menjadi paving block. 

“Sudah diuji coba di Bantuas dalam skala kecil, meskipun belum dari insinerator. Tapi hasilnya bagus dan bisa dimanfaatkan. Jadi para tenaga kerja juga akan dibekali keterampilan mengolah limbah menjadi paving block,” jelasnya.

Ke depan, apabila volume produksi meningkat, DLH membuka peluang untuk menambah tenaga kerja baru. “Kalau hasil pembakaran besar dan produksi paving block meningkat, tentu bisa ada tambahan pekerja. Tapi sementara kami fokus dulu pada 80 orang yang akan mengoperasikan insinerator di 10 titik,” pungkas Suwarso.

[NKH] 



Berita Lainnya