Daerah
Eksotisnya Laguna Kakaban, Pj Gubernur Kaltim Usulkan Event Sport Tourism untuk Dorong Blue Economy

Kaltimtoday.co, Berau - Pulau Kakaban di Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal dengan keindahan danau air tawarnya yang unik karena dihuni ubur-ubur tanpa sengat. Selain itu, salah satu lagunanya bernama Kehe Daing di dalam pulau ini juga menawarkan daya tarik wisata yang eksotis.
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan wisata di Kakaban adalah menjaga keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan wisata. Danau Kakaban sendiri merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga, sehingga wisatawan perlu diarahkan ke area lain seperti Laguna Kehe Daing yang tetap menawarkan pengalaman serupa tanpa merusak ekosistem.
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, meninjau langsung laguna di sekitar Pulau Kakaban dan melihat potensinya sebagai destinasi wisata berbasis event. Ia mencoba bermain di laguna tersebut dan menilai tempat itu sangat cocok untuk kegiatan wisata bahari.
"Ini laguna yang menurut saya eksotis sekali. Kita tahu Pulau Kakaban memiliki danau air tawar yang dihuni ubur-ubur, tetapi itu kawasan konservasi. Jadi, atol ini bisa menjadi alternatif bagi mereka yang ingin menikmati Kakaban tanpa merusak ekosistem," ujarnya, Minggu (16/2/2025).
Menurutnya, penyelenggaraan event olahraga air menjadi kunci untuk menarik wisatawan ke destinasi remote seperti Kakaban.
Beberapa aktivitas yang bisa dikembangkan antara lain lomba speed boat, stand-up paddling, dan canoeing. Hal ini juga sejalan dengan upaya meningkatkan daya tarik wisata Kaltim secara global.
“Bagi saya, berlomba di laut itu biasa. Tapi berlomba di laguna seperti ini, sangat-sangat luar biasa. Jadi ke depan, tolong, bisa kita laksanakan,” tuturnya.
Sementara itu, Osdek, selaku pengelola wisata Kehe Daing, menjelaskan awal mula wisata eksotis tersebut dimulai. Sejak tahun 1969, kawasan wisata tersebut hanyalah sebuah kebun milik keluarga yang dikelola secara rutin.
Kemudian di tahun 2012, kawasan wisata Kehe Daing menjadi salah satu lokasi eksotis yang disukai oleh wisatawan untuk dikunjungi. Hingga kini, lokasi ini masih ramai dikunjungi, selain menawarkan alam pepohonan yang indah juga memperlihatkan air danau asin yang jernih.
“Wisatawan yang datang berasal dari berbagai daerah, apalagi wisatawan yang sedang berkeliling Maratua ingin datang ke Kakaban karena sangat dekat. Di hari libur panjang pengunjung bisa 150 orang per hari,” jelas Osdek.
Potensi wisata Laguna Kehe Daing akan terus berlanjut dengan rencana-rencana pengelolaan berkelanjutan. Blue Economy sendiri akan terdorong secara remote jika acara yang direncanakan Pemprov Kaltim sama besarnya seperti Maratua Run.
“Kunci wisata-wisata yang remote itu, yang jauh dari wilayah, adalah event. Kita laksanakan event, cari sponsor, seperti yang kita lakukan sekarang di Maratua Run,” tutup Akmal Malik.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Masalah Penanganan Sampah di Kecamatan Talisayan Berau Masih Belum Tuntas
- Kecamatan Tabalar Minta Pemkab Berau Penuhi Infrastruktur Jalan hingga Telekomunikasi
- Disbudpar Berau Bakal Revisi Kalender Pariwisata Demi Tarik Minat Wisatawan Domestik hingga Mancanegara
- Disbun Minta Petani Kakao di Berau Tak Alih Fungsikan Lahannya ke Komoditas Lain
- Pekerja Perusahaan Sawit di Berau Ditemukan Meninggal Saat Pergi Memancing di Laut