Nasional
Fakta Menarik Pesut Mahakam yang Videonya Viral di Media Sosial
Kaltimtoday.co - Sebuah video yang memperlihatkan beberapa pesut Mahakam viral di twitter pada Senin (21/7/2020).
Video yang diunggah oleh akun @BahriBpp ini memperlihatkan beberapa pesut Mahakam yang muncul di permukaan Sungai Mahakam di sekitar Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Hingga kini, video tersebut telah disukai lebih dari 66,6 ribu kali dan di-retweet 22,5 ribu pengguna twitter lainnya.
Kejadian yg skrg sangat langka d sungai Mahakam....... pic.twitter.com/uG3IjdibXt
— Syariful Bahri (@BahriBpp) July 20, 2020
"Kejadian yg skrg sangat langka d sungai Mahakam," kicau @BahriBpp, Senin (20/7/2020).
Kemunculan pesut Mahakam ini ramai diperbincangkan karena pesut Mahakam sendiri termasuk hewan yang langka dan terancam punah.
Berikut fakta menarik tentang pesut Mahakam yang Kaltimtoday.co rangkum dari berbagai sumber:
1. Tinggal Berkelompok
Dilansir dari Indonesia.go.id, pesut Mahakam adalah mamalia air (bukan ikan) yang hidup di sungai air tawar daerah tropis.
Menurut Word Wild Fund, pesut Mahakam disebut juga dengan lumba-lumba Irrawaddy yang biasanya ditemukan di daerah pantai di Asia Selatan dan Tenggara, dan di tiga sungai: Ayeyarwady (Myanmar), Mahakam (Kalimantan, Indonesia) dan Mekong.
Sama halnya dengan lumba-lumba lain, pesut Mahakam juga tinggal berkelompok. Satu kelompok berisi antara 3-6 pesut. Meski begitu pesut Mahakam masih bersosialisasi dengan kelompok lainnya. Sama halnya dengan lumba-lumba lain, pesut Mahakam juga tergolong sebagai hewan yang cerdas.
2. Ciri-ciri Fisik
Memiliki nama latin orcaella brevirostis, panjang pesut Mahakam sekitar 1,46 m sampai 2,75 m dan berat 114 sampai 143 kg. Pada saat baru dilahirkan, berat pesut sudah mencapai 12,3 kg. Pesut Mahakam diklaim mampu bertahun hidup sampai umur 28 sampai 30 tahun.
Secara fisik, pesut Mahakam tidak memiliki paruh dan memiliki leher yang fleksibel, tidak seperti lumba-lumba lain. Fleksibilitas di leher menyebabkan lipatan yang terlihat di belakang kepala. Wajah dan kepala pesut Mahakam mirip dengan paus beluga.
Organ reproduksi Pesut Mahakam sudah dinyatakan matang pada usia sekitar 3 tahun. Namun, pesut betina hanya bisa hamil dan melahirkan satu bayi pesut setiap 3 tahun. Sang pesut betina akan hamil selama 9 sampai 14 bulan dan melahirkan hanya satu pesut saja.
3. Perenang yang Lamban
Tak seperti lumba-lumba di laut, pesut Mahakam disebut perenang yang lamban karena hanya mampu berenang 25 km/jam. Selain itu, pesut Mahakam hanya mampu menyelam selama 30-60 detik dan bisa mencapai 12 menit jika dalam keadaan terancam.
4. Memiliki Penglihatan yang Buruk
Pesut memiliki mata yang kecil sehingga membuat penglihatannya tidak terlalu tajam. Dengan begitu, pesut bisa beradaptasi dalam air tawar yang mengandung lumpur. Namun, pesut merupakan hewan yang ahli mendeteksi dan menggunakan ultrasonik yang mereka miliki untuk memetakan situasi di sekitarnya.
5. Satwa yang Dilindungi
Berdasarkan UU Nomor 5/1990 tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya serta PP Nomor 7/1999 menetapkan pesut Mahakam sebagai jenis satwa dilindungi.
Selain itu, International United of Conservation Nature and Natural Resources (IUCN) juga menetapkan pesut Mahakam sebagai satwa kritis dan terancam punah (critically endangered species).
Pesut ini tidak punya predator alami, sehingga kepunahan mereka cenderung karena rusaknya habitat sehingga daya tahan hidup mereka juga menurun.
Di Danau Semayang-Kukar misalnya, pesut ini kian sedikit jumlahnya karena permukaan danau sering penuh dengan enceng gondok.
Ini membuat mereka kesulitan mendapatkan makanan yang berupa ikan kecil, moluska (hewan lunak seperti siput) dan krustasea (udang-udangan).
6. Hampir Punah
Peneliti pesut Mahakam dari yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) berkewarganegaraan Belanda, Danielle Kreb, yang meneliti pesut lebih dari 20 tahun terakhir ini menerangkan, faktor-faktor penyebab pesut sangat terancam punah.
Penyebab kelangkaan pesut Mahakam yakni jaring nelayan hingga aktivitas ponton. Ia menyebut, aktivitas ponton, baik milik perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun tambang batu bara di anak Sungai Mahakam menjadi ancaman pada populasi pesut Mahakam tersebut.
"Pesut Mahakam banyak mencari makan di anak-anak sungai karena lebih mudah menangkap ikan dibanding pada sungai yang luas. Namun, saat ini sudah banyak aktivitas ponton di kawasan tersebut sehingga menjadi ancaman bagi mamalia air tawar itu," tutur Danielle Kreb.
Menurut buku 'Fabel Nusantara' oleh Dini Ayu, Pesut Mahakam menempati urutan tertinggi satwa di Indonesia yang hampir punah. Karena berdasarkan data tahun 2007, populasi hewan hanya tinggal 50 ekor saja.
[RWT]