Nasional

Dijadikan Google Doodle Hari Ini, Berikut Fakta Menarik Subak Bali yang Mendunia

Kaltim Today
29 Juni 2020 13:40
Dijadikan Google Doodle Hari Ini, Berikut Fakta Menarik Subak Bali yang Mendunia

Hari ini, Senin (29/6/2020) mesin pencarian Google kembali menampilkan konten Google Doodle yang berada di atas kolom pencarian. Menariknya adalah, Google memperlihatkan sebuah pemandangan sawah bertingkat.

Sisi kiri terlihat seorang petani memakai caping atau topi yang umum digunakan petani yang terbuat dari bambu. Petani tersebut juga memakai masker penutup wajah dan tengah duduk di atas saung.

Sementara di bagian sisi kanan terlihat pura yang tertutupi kain kotak-kotak hitam putih atau kain catur Bali di bagian bawahnya. Di bagian bawah doodle pun terlihat beberapa tangkai padi yang telah menguning.

Nah, apabila Anda mengarahkan pointer mouse ke atas gambar Google Doodle, maka akan tampil informasi bertulikan "Celebrating Subak". Subak yang dimaksud adalah sistem irigasi lahan pertanian atau sawah di Bali yang dibentuk menjadi sawah bertingkat. Google Doodle hari ini dibuat oleh ilustrator Tanah Air, Hana Augustine.

Dihimpun oleh Kaltimtoday.co dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta tentang Subak asal Bali:

1. Berkaitan dengan Filosofi Kehidupan Masyarakat Bali (Tri Hita Karana)

Subak merupakan organisasi milik masyarakat petani di Bali, yang memang secara khusus mengatur manajemen atau sistem pengairan (Irigasi) sawah secara tradisional, dan sudah ada sejak zaman dulu. Bahkan kata subak sendiri pertama kali ditemukan dalam prasasti Pandak Bandung tahun 1072 M.

Filosofi Bali kuno Tri Hita Karana sendiri dapat diterjemahkan menjadi "tiga penyebab kesejahteraan" yaitu menggambarkan cita-cita kerohanian, antarpribadi, dan harmoni alami.

Berakar kuat dalam ideologi ini dan diturunkan dari generasi ke generasi, Subak masih digunakan sejak awal abad ke-9 hinnga saat ini.

Sebagai gantinya, para petani Indonesia berhasil mempertahankan keseimbangan yang harmonis antara tanah dan komunitas petani yang menuai manfaatnya.

2. ENUSCO Menetapkan Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia

Tanggal 29 Juni 2012, Subak secara sah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, dalam sidang ke-36 Komite Warisan Dunia UNESCO di Kota Saint Peterburg, Rusia.

Pemerintah Indonesia membutuh waktu 18 tahun untuk memperjuangkan pengakuan Subak sebagai warisan budaya dunia. Prosesnya memang tidak panjang karena juga dilakukan penelitian dengan pendekatan berbagai ilmu pengetahuan. Mulai dari arkeologi, geografi, ilmu lingkungan, antropologi, arsitektur lansekap, dan ilmu pengetahuan terkait lainnya.

3. Tersebar di Lima Kabupaten

Penetapan Subak sebagai warisan budaya dunia ini disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat Bali.

Seperti diketahui, Subak di Bali memiliki luas kurang lebih 20.000 ha dan terdiri atas beberapa Subak yang tersebar di 5 kabupaten, di antaranya Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Bangli, dan Buleleng. Kalau penasaran, sebaiknya Anda datang ke Jatiluwih, Kabupaten Tabanan saja. Sebab lokasi ini dijadikan sebagai museum subak.

4. Pernah Dikunjungi Obama

Pada tahun 2017, Subak yang berada di Jatiluwih pernah dikunjungi mantan Presiden AS, Barrack Obama. Obama dan rombongan menyusuri jalur trekking Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali, selama 1,5 jam. Tiba sekitar pukul 16.00 Wita, Minggu (25/6/2017), Obama meninggalkan Jatiluwih sekitar pukul 17.30.

5. Penghasil Beras Merah Unggulan

Padi Bali merah adalah varietas padi lokal yang ditanam di Subak Jatiluwih.

Dilansir dari Antaranews.com, Desa Jatiluwih yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan ini adalah produsen utama beras merah. Produknya pun telah menembus pasar internasional.

Tak menggunakan pestisida, sehingga warna, bau, dan rasa beras merah sangat khas dan berbeda menjadikan beras merah ini produk unggulan.

6. Dijadikan Bahan Penelitian

Subak telah dipelajari oleh Clifford Geertz. Sedangkan peneliti lain seperti J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum tentang pentingnya sistem irigasi tradisional.

Pada tahun 1987 Lansing bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk mengembangkan model komputer sistem irigasi Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini.

[RWT]



Berita Lainnya