Advertorial
Front Aksi Mahasiswa Dukung PPATK Bongkar Dugaan Aliran Dana Kejahatan untuk Pilpres
Kaltimtoday.co, Jakarta - Sejumlah massa mengatasnamakan Front Aksi Mahasiswa Selamatkan PPATK (FAM PPATK) menggelar aksi unjuk rasa (demonstrasi) mendukung Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membongkar dugaan aliran dana ilegal di Pilpres. Aksi tersebut digelar di halaman kantor PPATK di Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).
Koordinator Aksi, Faisal mengatakan pihaknya kaget sekaligus miris atas temuan tersebut di tengah kondisi ekonomi yang kian sulit, namun berbeda dengan beberapa kalangan elit politik yang menuding temuan tersebut biasa saja bahkan ada pula yang menuding balik PPATK mencari panggung dan sensasi di tengah hiruk pikuk tahun politik pemilu 2024.
Selain itu kata Faisal ada pula respon yang kontraproduktif menyerang balik dengan menuding kepala PPATK atas dugaan tindak pidana, tujuannya sangat jelas agar PPATK tidak lagi berani bersuara nyaring dan jujur mengungkap adanya transaksi mencurigakan itu sekaligus menghancurkan kredibilitas PPATK di mata publik.
"Kami dari Front Aksi Mahasiswa Pemuda Selamatkan PPATK (FAM PPATK) dengan ini menyampaikan apresiasi dukungan kepada Kepala PPATK agar jangan gentar membongkar transaksi mencurigakan demi mencegah para mafia dan maling uang rakyat menguasai negara," kata Faisal dalam orasinya.
FAM PPATK, jelas Faisal mendukung Kepala PPATK Bongkar Transaksi Mencurigakan untuk menyelamatkan pemilu pemilihan presiden 2024 dari aliran dana ilegal atau kejahatan tindak pidana.
"Kami Mahasiswa dan Pemuda mengajak seluruh elemen Rakyat untuk mendukung PPATK. Save PPATK, Save Indonesia, Selamatkan Pilpres dari Rongrongan Perampok Uang Negara," tegasnya.
"Rakyat Bersama PPATK harus terus mengawasi adanya dugaan transaksi mencurigakan pihak-pihak tertentu yang ngotot dengan berbagai cara menangi pilpres satu putaran ataupun dua putaran," jelasnya.
Faisal juga mengungkapkan bahwa pihaknya prihatin dengan adanya fitnah kepada Ketua PPATK yang mengungkapkan kebenaran.
“Demi Bangsa dan Negara Bongkar Semua Transaksi Mencurigakan. Tenang Saja PPATK, Tenang Saja. Kami Bersamamu demi menyelamatkan Pilpres dari Aliran Dana Kejahatan," katanya.
Faisal juga meminta aparat penegak hukum untuk proaktif menindaklanjuti temuan PPATK dengan melakukan penyelidikan secara jujur, adil dan transparan agar menjadi terang benderang.
"Bagaimana mau menghadirkan pemerintahan yang baik dan bersih jika cara yang ditempuh dalam meraih kekuasaan memakai cara-cara keji dan dukungan aliran dana kejahatan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap adanya dugaan aliran dana saat acara Refleksi Kerja 2023 PPATK pada Jum'at 12 Januari 2024.
Temuan itu antara lain dugaan aliran dana untuk kepentingan pembangunan proyek strategis nasional (PSN), namun malah masuk ke kantong aparatur sipil negara (ASN) hingga politikus dimana hanya 36,81% dana untuk PSN yang masuk ke rekening sub kontraktor.
Selain itu, ada temuan lain PPATK yang cukup menggemparkan yakni adanya aliran dana sebesar Rp 195 miliar dari luar negeri ke 21 rekening bendahara partai politik atau parpol dimana menurut Kepala PPATK Ivan Yustiavandana ada 21 rekening bendahara yang terendus PPATK menerima aliran dana fantastis tersebut dengan jumlah transaksinya mencapai 9.164 transaksi. Dari 21 partai politik pada 2022 itu ada 8.270 transaksi dan meningkat di 2023 ada 9.164 transaksi.
[ADV]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Jazilul Fawaid Minta PBNU Hentikan Langkah Kontraproduktif ke PKB, Fokus pada Tugas Masing-Masing
- Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Partai Golkar
- Joe Biden Dukung Kamala Harris sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrat
- Apa yang Terjadi Apabila Biden Mundur dari Pemilihan Presiden?
- Terancam Dipecat! PPATK Temukan 1.000 Anggota DPR dan DPRD Terlibat Skandal Judi Online Capai Rp25 Miliar