Nasional

Harga Beras Naik 0,64% di Januari 2024, Ini Penyebabnya

Suara Network — Kaltim Today 01 Februari 2024 14:30
Harga Beras Naik 0,64% di Januari 2024, Ini Penyebabnya
Mendag Zulkifli Hasan saat meninjau harga beras di Pasar Pagi Sambas, Kalbar. (Istimewa)

Kaltimtoday.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga beras di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 0,64% pada Januari 2024. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak bulan September 2023.

Kenaikan ini memberikan kontribusi sebesar 0,03 persen terhadap inflasi secara keseluruhan. 

Menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, fenomena ini tercatat di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk seluruh provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Penyebab utama dari kenaikan harga beras ini diperkirakan berasal dari faktor pasokan yang tidak mencukupi di beberapa daerah, disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu dan kerusakan infrastruktur jalan yang memperlambat proses distribusi. Penurunan pasokan ini terjadi bersamaan dengan tingginya permintaan beras seiring dengan pertumbuhan penduduk, serta meningkatnya daya beli masyarakat.

“Harga beras yang tinggi karena memang dipengaruhi suplai yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan permintaan yang tinggi,” ujar Amalia.  

Sejumlah negara, seperti India dan Vietnam, telah membatasi ekspor beras mereka untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hal ini juga berdampak pada kenaikan harga beras di pasar global. Sementara produksi pasar beras domestik menurun karena cuaca El Nino yang berkepanjangan. 

"Untuk Januari dan Februari, BPS memperkirakan bahwa produksi beras relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi, atau terjadi defisit sesuai dengan angka yang kami peroleh dari Kerangka Sampel Area (KSA) padi,” kata Amalia.

Di sisi lain, beberapa komoditas lain seperti cabai rawit, cabai merah, dan tarif angkutan udara, malah mengalami penurunan harga pada Januari 2024. Penurunan ini lebih signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pada Januari 2024, cabai merah mengalami deflasi sebesar 16,25 persen, cabai rawit 25,72 persen, dan tarif angkutan udara 10,95 persen.

Secara umum, ekonomi Indonesia mengalami inflasi 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), 2,57 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dan inflasi tahun kalender 0,04 persen (year-to-date/ytd).

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya