Samarinda
IGD RSI Samarinda Resmi Beroperasi, Pihak Rumah Sakit Masih Siapkan Layanan Rawat Inap dan Poliklinik
Kaltimtoday.co, Samarinda - Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda akhirnya membuka IGD pada Selasa (2/3/2021). Direktur RSI Samarinda, dr Didik Santoso menyampaikan bahwa, pada Senin (1/3/2021) pihak rumah sakit sudah bertemu dengan yayasan untuk meminta persetujuan.
"Jadi kemarin sudah minta izin dan hari ini beroperasi. Pihak yayasan siap saja asal yang kami usulkan itu rasional. Per hari ini, IGD sudah beroperasi 24 jam. Sejauh ini belum ada menangani pasien dalam kondisi darurat," ungkap Didik saat ditemui awak media di RSI Samarinda.
Dijelaskan Didik, di IGD ada 1 dokter umum dan 2 perawat yang dibagi ke dalam 3 shift karena buka 24 jam. Bicara soal rawat inap yang nantinya juga akan dibuka, pihak RSI sudah berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan anak.
Dokter spesialis untuk 2 bidang itu telah siap seandainya ada pasien rawat inap. Rencananya, jumlah perawat akan ditambah dengan sistem on-call jika ada pasien rawat inap.
Tempat tidur yang sudah disiapkan untuk rawat inap berjumlah 20. Namun karena kamar operasi belum siap, maka untuk kebidanan dan bedah belum diterima. Saat ini masih akan difokuskan untuk penyakit dalam dan anak dulu sembari menunggu kamar operasi siap.
"Untuk perawat kami belum ada rekrutmen karena jumlahnya masih cukup. Total ada 34. Gabungan perawat dan bidan. Dokter IGD ada 4. Dokter spesialis penyakit dalam yang sudah oke ada 2, dan anak 1. Rencananya kami masih mau mencari dokter spesialias anak 1 lagi," lanjut Didik.
Perihal pembukaan poliklinik, Didik menyebut itu akan bergantung pada banyaknya obat yang bisa disediakan rumah sakit. Agar dokter spesialis juga lebih nyaman bekerja.
Saat ini, apoteker di Poliklinik RSI Samarinda tengah menunggu surat izin praktiknya keluar. Kemungkinan surat keluar dalam kurun waktu 2 minggu. Sehingga diperkirakan medio Maret ini baru bisa dibuka.
"Tantangannya membuka RSI ini, mengubah budaya kerja dari para karyawan untuk menjadi lebih teratur. Kemudian, pelayanan rumah sakit itu sudah tersedia standarnya. Kalau tidak, izin operasionalnya belum bisa keluar," tambah Didik.
Soal pasien, untuk saat ini mayoritas pasien ditangani oleh BPJS. Asalkan rumah sakit sudah menjalin kerja sama dengan BPJS, ujar Didik, pasien akan datang dengan sendirinya.
Pihak RSI masih menyiapkan persyaratan untuk permohonan kerja sama dengan BPJS. Biasanya, diproses sekitar 1 bulan. Namun jika ada pasien yang darurat, wajib diterima kalau terdaftar sebagai peserta BPJS. Nanti pihak rumah sakit yang akan mengklaimkan. Apalagi jika dibarengi dengan pelayanan yang lebih baik.
Ditanya apakah ada kekhawatiran jika RSI sepi peminat, Didik justru memerhatikan demografi dari RSI.
"Kita di kawasan pinggir jalan yang sangat strategis. Di sekitar lingkungan yang padat. Jadi prospeknya, mudahan bisa berkembang seperti yang dulu," tandas Didik.
[YMD | RWT]