Kaltim
Inovasi Daur Ulang Plastik di Kukar, Perempuan Desa Dorong Ekonomi Pasca Tambang
KUKAR, Kaltimtoday.co - Perempuan di Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, menjadi pelopor dalam inovasi daur ulang sampah plastik sebagai solusi ekonomi pasca tambang. Melalui Bank Sampah Mandiri (BSM), mereka mengubah sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomi seperti paving block dan ecobrick.
Inisiatif ini mendapat perhatian dalam kegiatan workshop bertajuk Inovasi Daur Ulang Plastik Melalui Pelatihan dan Studi Tinjau Bank Sampah Sebagai Bagian dari Transisi Energi Berkeadilan yang digelar, Minggu (21/9/2025). Workshop ini diinisiasi oleh Yayasan Mitra Hijau bekerja sama dengan Universitas Mulawarman.
Kepala Desa Suka Maju, Kuswara, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam mendorong transformasi ekonomi desa menuju arah yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
“Inovasi paving block dari Bank Sampah Mandiri berhasil meraih peringkat kedua dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh BRIDA dan memperoleh dukungan dana sebesar Rp200 juta untuk pengadaan armada sampah,” ujar Kuswara dalam sambutannya.
Peserta pelatihan mengangkat salah satu produk paving block berbahan dasar sampah plastik sebagai hasil inovasi daur ulang.
Yayuk Sehati, pengelola Bank Sampah Mandiri, menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan sangat signifikan dalam mengelola sampah rumah tangga dan lingkungan sekitar. Inovasi yang dikembangkan kelompok ini juga menjadi percontohan bagi komunitas pengelola sampah lainnya di berbagai daerah di Kaltim.
Pelatihan ini juga menghadirkan Hairil Anwar, CEO PT Asiana Recycle Indonesia, sebagai pemateri. Ia mendorong agar kegiatan semacam ini menjadi bagian dari program yang lebih luas dalam membangun ketahanan ekonomi desa berbasis potensi lokal dan energi terbarukan.
“Kami berharap pelatihan ini bukan hanya menghasilkan produk, tapi juga membentuk ekosistem ekonomi lokal yang tangguh pasca tambang,” ungkap Hairil.
Harapan Menembus Pasar Global
Workshop yang diikuti lebih dari 50 peserta ini turut dihadiri perwakilan dari Climate Action Network International, Sabrina, yang bekerja sama dengan Yayasan Mitra Hijau. Ia menyampaikan harapannya agar produk-produk inovatif daur ulang dari Kaltim dapat menembus pasar internasional.
Senada dengan itu, Dicky Edwin Hindarto, Koordinator Proyek Mitra Hijau, menyebut pentingnya mendorong ekonomi alternatif yang berbasis lingkungan untuk mendukung transisi energi yang adil di wilayah pasca tambang.
“Inovasi ini menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi berkelanjutan, terutama di daerah yang selama ini bergantung pada sektor ekstraktif,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa inovasi berbasis komunitas, terutama oleh kelompok perempuan, dapat menjadi pilar penting dalam mendorong ekonomi hijau yang adil dan inklusif di Kaltim.
[TOS | ADV]
Related Posts
- HGN Jadi Momentum Penting, Komisi IV DPRD Kaltim: Kesejahteraan Guru Kaltim Masih Perlu Perhatian Serius
- 319 Pelanggaran Terjaring di Hari Kesembilan Operasi Zebra: Tiga Jenis Pelanggaran Dominasi Penindakan
- Momentum Hari Guru Nasional di SMAN 10 Samarinda, Refleksi Diri hingga Launching Pajiq Learning Community
- Dishub Samarinda Masih Tunggu Restu Pusat untuk Pelican Crossing di Juanda, Ribuan Pelajar Masih Menyeberang dalam Risiko
- Hari Guru Nasional, Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud Paparkan Beasiswa dan Insentif Baru









