Samarinda

Jelang Pencoblosan, KPU Samarinda Gelar Simulasi Pemungutan Suara

Kaltim Today
21 November 2020 15:14
Jelang Pencoblosan, KPU Samarinda Gelar Simulasi Pemungutan Suara
Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Menjelang akhir November, KPU Samarinda makin sigap mempersiapkan segala hal demi keberlangsungan Pilkada 9 Desember 2020 mendatang. Salah satunya dengan persiapan Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Sabtu (21/11/2020), KPU Samarinda menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara di GOR Segiri sejak pukul 07.00 hingga 13.00 Wita. Waktunya disesuaikan sama seperti pencoblosan sungguhan. Tak hanya Samarinda, simulasi ini turut berlaku di berbagai daerah lain yang melaksanakan Pilkada serentak.

Disampaikan Firman Hidayat, ketua KPU Samarinda bahwa, di simulasi ini menggelar semua reka ulang pemungutan di TPS. Meski dinamakan simulasi, namun praktiknya murni. Sebab, KPU Samarinda juga melibatkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang 24 November 2020 mendatang akan dilantik.

Selain itu, hadir pula Pengawas TPS (PTPS) yang tempo hari sudah dilantik oleh Bawaslu Samarinda. Perihal pemilih pun, KPU Samarinda mengajak pemilih yang memang sudah punya hak pilih dan namanya tercantum ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Saksi dan petugas keamanan juga datang.

Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat.
Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat.

"Ini praktiknya. Termasuk ada skenario-skenario. Mulai skenario Covid-19 atau skenario chaos misalnya ada orang yang lupa bawa form pemberitahuan C6 atau KTP, bahkan tidak membawa kedunya itu nanti dipraktikkan gimana perlakuannya," ungkap Firman.

Ditegaskan Firman meskipun simulasi, namun kondisinya tetap nyata. Dalam simulasi ini pun tidak menggunakan surat suara dengan 3 paslon. Melainkan menggunakan 6 paslon dengan gambar wayang. Hal itu dilakukan agar tidak mencerminkan perolehan suara sesungguhnya di TPS.

"Praktiknya itu pemilih datang, cuci tangan, ada tisu, cek suhu tubuh. Kalau normal, dikasih sarung tangan dan mengantri. Kalau suhunya di atas normal yakni 37,3 celsius, dia akan dipandu oleh petugas berbaju hazmat menuju bilik khusus dan pakai sarung tangan juga," beber Firman.

Bagi yang bersuhu normal dan telah mendapat sarung tangan, dia bisa langsung menentukan pilihan di bilik. Setelah memilih, sarung tangannya dibuang dan jarinya ditetesi tinta oleh petugas. Terakhir, pemilih diwajibkan untuk mencuci tangan kembali dan disediakan tisu. Perihal pemakaian masker pun telah menjadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan.

Firman pun berharap, simulasi yang telah berjalan hari ini bisa menjadi acuan dan dipraktikkan dengan lancar ketika 9 Desember 2020 tiba.

[YMD | RWT]



Berita Lainnya