Nasional

Kasus Human Metapneumovirus (HMPV) Meningkat di Beberapa Negara, Termasuk Indonesia

Kaltim Today
13 Januari 2025 09:44
Kasus Human Metapneumovirus (HMPV) Meningkat di Beberapa Negara, Termasuk Indonesia
Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Erlina Burhan. (Network/Beritasatu.com/Chesa Andini Saputra)

JAKARTA, Kaltimtoday.co - Kasus infeksi human metapneumovirus (HMPV) dilaporkan mengalami peningkatan di beberapa negara, termasuk Indonesia, China, dan Amerika Serikat. HMPV, virus yang pertama kali diidentifikasi pada 2001, kembali menjadi perhatian karena lonjakan kasus yang dikaitkan dengan musim dingin.

Erlina Burhan, anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, menjelaskan bahwa virus ini lebih stabil dan bertahan lama pada suhu dingin, seperti yang terjadi selama musim dingin atau awal musim semi. “Sekarang kan laporan kasusnya di Desember, bertepatan dengan musim dingin. Virus ini bisa bertahan stabil pada suhu udara yang dingin,” ungkapnya, Minggu (12/01/2025).

Mengapa Kasus HMPV Juga Terjadi di Indonesia?

Meskipun Indonesia adalah negara tropis dengan kelembapan udara yang tinggi, lonjakan kasus tetap mungkin terjadi, terutama di wilayah dengan suhu lebih dingin seperti Bandung, Puncak, Dieng, atau daerah pegunungan lainnya.

“Di kota-kota besar dengan populasi padat dan mobilitas tinggi, seperti Jakarta, Surabaya, atau Medan, penularan juga mudah terjadi,” tambah Erlina. Ruangan dengan sirkulasi udara buruk, seperti kantor ber-AC tanpa ventilasi yang memadai, juga dapat menjadi sarang penyebaran virus ini.

Kelompok Rentan dan Pencegahan

Lansia, anak-anak, serta individu dengan kondisi kesehatan tertentu masuk dalam kelompok rentan terinfeksi HMPV. Untuk mencegah penyebaran, masyarakat diimbau menjaga pola hidup bersih dan sehat, termasuk:

 • Menghindari kerumunan jika merasa tidak sehat

 • Menjaga ventilasi udara di ruangan

 • Rutin mencuci tangan dengan sabun

 • Segera memeriksakan diri jika mengalami gejala flu berat yang tidak kunjung membaik

HMPV juga dapat dideteksi lebih dini menggunakan metode PCR untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.



Berita Lainnya