Internasional
Banjir dan Longsor di Asia Tenggara Tewaskan Hampir 1.000 Orang, Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka Paling Parah
Kaltimtoday.co - Banjir dan tanah longsor hebat melanda beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka, yang menewaskan hampir 1.000 orang dan menyebabkan ratusan orang lainnya hilang. Otoritas setempat terus bekerja keras memulihkan kondisi pascabencana, membersihkan puing-puing, dan menyalurkan bantuan kepada warga terdampak.
Musim hujan tahunan, yang biasanya terjadi antara Juni hingga September, diperparah oleh badai tropis dan perubahan iklim yang meningkatkan curah hujan, durasi badai, dan intensitas angin kencang, sehingga menyebabkan banjir bandang dan longsor yang lebih parah, dilaporkan The Guardian pada Senin (1/12/2025).
Di Thailand, banjir besar tahun ini menewaskan sedikitnya 162 orang, menjadikannya salah satu banjir terburuk dalam satu dekade terakhir. Pemerintah Thailand terus menyalurkan bantuan, termasuk kompensasi bagi warga yang kehilangan anggota keluarga. Meski demikian, respons pemerintah mendapat kritik publik, dan dua pejabat lokal sempat diskors karena dugaan kelalaian.
Di Sri Lanka, ibu kota Kolombo dan daerah dataran rendah lainnya terendam air akibat Siklon Ditwah. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 334 orang, dengan banyak korban masih dinyatakan hilang. Sekitar 148.000 warga harus mengungsi ke tempat penampungan sementara.
Selvi, seorang warga pinggiran Kolombo, menceritakan pengalamannya meninggalkan rumah hanya dengan membawa empat tas berisi pakaian dan barang berharga. Warga di wilayah Wellawaya juga melaporkan terdengar suara keras batu dan pohon tumbang saat banjir bandang menerjang.
Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, menyatakan keadaan darurat dan berjanji membangun kembali wilayah terdampak dengan bantuan internasional.
“Kita menghadapi bencana alam terbesar dan paling menantang dalam sejarah kita. Kami akan membangun bangsa lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Di Indonesia, banjir dan longsor parah melanda Pulau Sumatera, terutama di Sibolga dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Korban tewas tercatat 442 orang, sementara 402 lainnya hilang. Akses ke beberapa wilayah masih sulit, sehingga kapal perang dikerahkan untuk menyalurkan bantuan.
Kerusakan jalan, puing, dan lumpur tebal menghambat upaya penyelamatan. Warga kesulitan memperoleh makanan, air, dan obat-obatan, bahkan beberapa minimarket dijarah sebelum bantuan logistik tiba. Afrianti, seorang korban di Sumatera Barat, kehilangan rumah dan usaha miliknya akibat banjir.
Presiden Prabowo menegaskan pemerintah terus mempercepat penanganan. Kapal besar sudah merapat di Pelabuhan Sibolga untuk mendukung distribusi logistik, sementara pesawat Hercules dikerahkan untuk mempercepat bantuan ke wilayah terdampak.
[RWT]
Related Posts
- Program RTLH Dinilai Gagal Atasi Permukiman Kumuh, Samarinda Siapkan Sistem Baru Berbasis Kawasan
- Bocah Perempuan Ditemukan Meninggal di Saluran Air Lempake
- Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Utara Bertambah Jadi 62 Orang, Sibolga Catat Angka Tertinggi
- Asia Tenggara Dilanda Cuaca Ekstrem, Ini Penjelasan Ahli
- Banjir Landa Aceh: 12 Daerah Terendam, Ribuan Warga Mengungsi, dan 2 Tewas







