Kaltim
Kenapa Dilarang Ternak Domba di Kaltim? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Kaltimtoday.co - Baru-baru ini Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono menanggapi soal kebijakan larangan ternak domba di Kaltim yang tengah dievaluasi oleh Pemprov Kaltim.
Tiyo menilai bahwa ternak domba berperan penting dalam sektor pertanian dan ekonomi di Kaltim terutama para peternak.
Nyatanya, larangan ternak domba di Kaltim bukan tanpa sebab. Dilansir dari laman Dinas Peternakan Pemprov Kaltim, domba merupakan hewan ternak sekaligus reservoir penyakit MCF pada sapi Bali. Faktanya, populasi jenis sapi di Kaltim didominasi oleh sapi Bali yang mencapai 90%.
Lantas, bagaimana penjelasan secara ilmiahnya? Apakah ada solusi pencegahan yang bisa dilakukan? Simak informasi lengkapnya.
Mengenal MCF
Dilansir dari Jurnal Investigasi Outbreak MCF di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016, Malignant Catarrhal Fever (MCF) adalah penyakit ingusan yang disebabkan alcelaphine herpesvirus 1 (AIHV-1) dan ovine herpesvirus 2 (OvHV-2).
Penyakit ini bersifat sporadik dengan tingkat kematian hingga 100% yang mampu menyerang sapi, rusa, bison, kerbau, dan ruminansia lainnya.
Cara Penularan dan Gejala Klinis
Sumber utama virus terdapat dalam air mata serta sekresi yang berasal dari hidung dan plasenta. Penularan virus terjadi saat berkontak langsung dengan hewan carrier (hewan yang membawa penyakit) atau bisa melalui aerosol (udara).
Gejala klinis pada sapi Bali saat terjangkit penyakit MCF, di antaranya demam, eksudat kental dari mata dan hidung, diare, kekeruhan pada kornea, terjadinya pembengkakan limfoglandula superficial, dan adanya gejala syaraf.
Masa penularan penyakit MCF dapat berlangsung selama 95 - 185 hari pasca adanya kontak langsung hewan dengan hewan carrier.
Pencegahan dan Pengendalian
Dilansir dari Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS), cara sederhana yang dilakukan adalah tidak menggabungkan sapi Bali dengan domba dalam satu kawasan. Domba yang bersifat carrier (pembawa virus) harus dipisahkan dari sapi Bali terutama selama periode melahirkan karena sapi muda lebih rentan terjangkit penyakit jika dipelihara bersamaan.
Perlu diketahui, hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah penyakit MCF. Oleh sebab itu, memisahkan hewan agar tidak kontak langsung dengan hewan pembawa virus adalah upaya kontrol penyakit karena pengobatan belum memberikan efek yang signifikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Survei LPMM: Mayoritas Gen Z dan Milenial di Kaltim Pilih Rudy Mas’ud-Seno Aji di Pilkada 2024
- Pj Gubernur Kaltim Bahas Potensi dan Tantangan Tambang di Bumi Etam Lewat Podcast
- Survei LPMM: Gen Z dan Milenial Kaltim Mayoritas Pilih Rudy Mas'ud-Seno Aji di Pilkada 2024
- Dukung Petani Lokal, ASN PPU Wajib Konsumsi Beras Lokal Daerah
- Rudy-Seno Targetkan 35 Ribu Massa dalam Kampanye Akbar di Gor Kadrie Oening Samarinda