Politik

Ketua Bappilu Partai Demokrat: "Pengkhianatan" di Koalisi Perubahan Terkuak

Kaltim Today
31 Agustus 2023 19:43
Ketua Bappilu Partai Demokrat: "Pengkhianatan" di Koalisi Perubahan Terkuak
Bakal Capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Facebook AHY)

Kaltimtoday.co - Kontroversi melanda Koalisi Perubahan setelah Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dari Partai Demokrat, Andi Arief, mengungkapkan dugaan adanya "pengkhianatan" di dalam koalisi yang terdiri dari tiga partai politik. Pernyataan Andi Arief ini mendapat respons tajam setelah keputusan tak terduga diumumkan oleh Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh.

Andi Arief sebelumnya pernah memberikan sinyal bahwa ada partai di dalam Koalisi Perubahan yang "berkhianat". Pernyataannya tersebut diperkuat dengan langkah Surya Paloh yang secara sepihak memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi calon presiden (capres) Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

Keterangan tertulis dari Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa Partai Demokrat dan PKS tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan tersebut. Pengumuman keputusan ini dilakukan di NasDem Tower pada Selasa (29/8/2023).

"Secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," ungkap Teuku dalam keterangan tertulis pada Kamis (31/8/2023).

Langkah ini memicu reaksi cepat dari berbagai pihak, termasuk dari pihak yang terlibat dalam keputusan tersebut. Anies Baswedan, yang merupakan capres dalam Koalisi Perubahan, dipanggil oleh Surya Paloh untuk membahas keputusan tersebut. Anies mematuhi keputusan tersebut dan baru menginformasikannya kepada Partai Demokrat dan PKS pada hari berikutnya.

Menariknya, pengumuman ini tidak dilakukan langsung oleh Anies sendiri, melainkan melalui juru bicaranya, Sudirman Said.

Kendati demikian, beberapa analis politik menganggap keputusan ini sebagai "pengkhianatan" terhadap semangat perubahan yang diusung oleh koalisi tiga partai politik. Pengamat politik menilai bahwa keputusan ini dapat memengaruhi dinamika dan soliditas Koalisi Perubahan dalam menghadapi Pilpres 2024.

Sebelumnya, Andi Arief telah memberikan petunjuk melalui akun pribadinya @Andiarief__ bahwa ada "pengkhianatan" dalam koalisi tersebut. Namun, dia tidak secara langsung menyebut partai mana yang dimaksud. "Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain mengkhianati koalisi," kata Andi pada Selasa (22/8/2023).

Pernyataan Andi Arief ini menjadi sorotan karena Partai NasDem adalah salah satu partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan. Dalam beberapa cuitan sebelumnya, Andi juga mendorong agar semua partai dalam koalisi diperlakukan secara adil dan setara tanpa keistimewaan bagi salah satu partai.

Keputusan ini menjadi bahan perdebatan panas dalam kancah politik nasional, dengan banyak pihak yang menunggu tanggapan resmi dari partai-partai yang terlibat dalam Koalisi Perubahan. Dinamika politik dalam menjelang Pilpres 2024 terus berkembang, dan keputusan ini dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap arah dan strategi politik dalam konteks Pemilihan Presiden mendatang.



Berita Lainnya