Daerah

Keunikan Hayati Mangrove Kampung Baru Dilirik Masuk ADWI

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 24 April 2025 14:00
Keunikan Hayati Mangrove Kampung Baru Dilirik Masuk ADWI
Lokasi Ecowisata Mangrove Kampung Baru. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Penajam - Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kembali mempersiapkan langkah strategis menjelang dibukanya seleksi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2025. 

Dua destinasi lokal yakni Ecowisata Mangrove Kampung Baru dan Pantai Tanjung Jumlai ditetapkan sebagai kandidat utama untuk diusulkan ke ajang tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut. 

Alasannya bukan semata karena potensi kunjungan, tetapi juga didasarkan pada keunikan ekologis dan daya tarik ilmiah yang jarang dimiliki destinasi lain.

“Alasan kenapa Ecowisata Mangrove dan Pantai Tanjung Jumlai, karena memang mangrove kita punya varian mangrove yang cukup menarik,” kata Kabid Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar, Andi Israwati Latief.

Ekosistem mangrove di Kampung Baru menjadi perhatian khusus pemerintah daerah karena kekayaan biodiversitasnya yang terbukti tidak hanya penting secara lokal, tetapi juga diakui oleh komunitas ilmiah internasional. 

Juzlizar mengungkapkan bahwa kawasan ini pernah dikunjungi oleh ilmuwan dari Finlandia dan Jerman sebelum dilakukan program revitalisasi. Temuan mereka menyebutkan bahwa varian mangrove di lokasi ini tidak hanya beragam, tetapi juga memiliki umur yang luar biasa panjang.

“Karena kemarin sempat, sebelum dilakukan revitalisasi, ada ilmuwan dari Finlandia dan Jerman, mereka kaget dengan varian mangrove yang ada di Kampung Baru, karena umur dari mangrove itu bisa mencapai ratusan tahun usianya,” ujarnya.

Kondisi ekologis tersebut menjadi nilai lebih yang bisa ditonjolkan dalam ADWI, terutama karena ekowisata berbasis konservasi kini menjadi salah satu fokus penilaian kementerian. 

Lebih jauh, menurut pengamatan para ilmuwan tersebut, terdapat beberapa jenis mangrove di Kampung Baru yang tidak ditemukan di kawasan lain, menjadikannya habitat unik yang harus dipertahankan dan dikembangkan secara berkelanjutan.

“Kemudian uniknya, ada beberapa jenis mangrove yang enggak ada di tempat lain,” tutupnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 



Berita Lainnya