Daerah

KMP Muchlisa Karam, Dua ABK Terjebak

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 05 Mei 2025 19:57
KMP Muchlisa Karam, Dua ABK Terjebak
Suasana proses evakuasi KMP Muchlisa yang karam di perairan Teluk Balikpapan, tidak jauh dari dermaga PPU yang dilakukan oleh tim gabungan. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Insiden karamnya KMP Muchlisa di perairan Teluk Balikpapan pada Senin, (5/52025) siang tadi, mengundang perhatian serius dari otoritas pelabuhan, aparat kepolisian, hingga tim penyelamat gabungan. 

Kapal ferry yang mengangkut puluhan penumpang dan belasan kendaraan itu dilaporkan karam sekitar pukul 14.30 WITA, hanya beberapa ratus meter dari dermaga Penajam Paser Utara (PPU). Sementara seluruh penumpang berhasil diselamatkan, dua awak kapal masih dinyatakan hilang.

Informasi awal yang dihimpun menyebutkan bahwa kapal mengalami gangguan teknis pada sistem penggerak sesaat sebelum bersandar. 

Poros baling-baling atau shaft patah, menyebabkan air laut masuk melalui bagian belakang kapal. Ketika kapal kehilangan tenaga gerak dan sistem kemudi tidak lagi berfungsi, badan kapal tak mampu menahan tekanan air yang masuk hingga akhirnya tenggelam.

Salah satu penumpang yang selamat, Budi, warga Samboja, menjelaskan bahwa informasi kerusakan mulai tersebar di antara penumpang sebelum alarm darurat dinyalakan. Ia menyebut awak kapal sudah mengetahui adanya kerusakan dan sempat melakukan komunikasi internal.

“Informasinya, saat saya tanyain infonya, ada trouble. Lalu dia komunikasi dan bilang bahwa as-nya patah dan baling-balingnya jatuh,” ujar Budi.

Kepanikan mulai muncul saat kapal kehilangan daya dan bergerak tanpa kendali ke arah tengah perairan. Ketika ABK mulai mengetuk kendaraan penumpang untuk evakuasi, situasi berubah cepat dari tenang menjadi darurat. 

Budi menyebut dirinya dan keluarga diminta naik ke geladak untuk pindah ke kapal penyelamat yang sudah merapat sekitar pukul 13.30.

“Kemudian enggak lama setelah itu kita digedor, karena saya di dalam mobil bersama anak dan istri diminta naik ke kapal untuk dievakuasi. Saat itu sudah ada kapal yang merapat sekitar 13.30,” terangnya.

Evakuasi dilakukan dalam waktu singkat, di tengah kepanikan penumpang, sebagian besar membawa anak-anak dan barang pribadi. Proses evakuasi memerlukan kehati-hatian ekstra karena transfer dilakukan di tengah laut antara dua kapal.

“Penumpang panik, apalagi posisinya tadi yang banyak bawa anak kecil. Apalagi proses pindah, kita angkat anak kita ke sebelah (kapal evakuasi),” lanjut Budi.

Beberapa menit setelah evakuasi, kapal mulai kehilangan keseimbangan. Badannya miring ke satu sisi dan akhirnya seluruh lambung tenggelam ke dasar laut.

“Setelah dievakuasi, kapal itu mulai miring sudah. Habis itu saya sampai di sini (kantor ASDP PPU), enggak lama ada info kapalnya tenggelam,” bebernya.

Kasat Reskrim Polres PPU, AKP Dian Kusnawan, membenarkan bahwa evakuasi penumpang berhasil dilakukan sebelum kapal sepenuhnya tenggelam. 

 Pihak berwenang atas kejadian ini. Kapolres PPU, AKBP Andreas Alek Danantara (kiri), Kepala Kantor KSOP Kelas I Balikpapan, Kapten Heru Susanto  (tengah) dan jajaran (kanan). (Fauzan/Kaltimtoday)

Berdasarkan data sementara, kapal membawa tiga truk fuso logistik, delapan mobil pribadi, dan dua sepeda motor. Tim kepolisian bersama KSOP dan ASDP masih melakukan verifikasi terhadap data manifes untuk memastikan jumlah kendaraan dan penumpang yang terdampak.

“Alhamdulillah untuk penumpang semuanya selamat. Kalau berdasarkan informasi tadi, ada tiga mobil fuso (logistik), delapan mobil pribadi, dan dua kendaraan bermotor roda dua,” kata Dian.

Ia juga mengonfirmasi bahwa dua ABK masih dalam proses pencarian. Tim penyelam dari Polairud telah berhasil menemukan titik visual keberadaan korban, namun belum bisa mengevakuasi karena keterbatasan jarak pandang dan kondisi medan bawah laut yang gelap dan berlumpur.

“Korban untuk saat ini, penumpang selamat semua. Namun, untuk ABK saat ini masih dalam proses pencarian dua orang,” ujarnya.

“Kalau dari penumpang itu, sekitar jam 14.00 itu dievakuasi ke kapal ferry yang lain. Kalau untuk tenggelamnya, jam 14.30–15.00,” tambahnya.

Kepala KSOP Kelas I Balikpapan, Kapten Heru Susanto, menjelaskan bahwa kebocoran berasal dari kerusakan pada propeler. Lepasnya baling-baling dari shaft menyebabkan air laut masuk ke ruang mesin. Kondisi itu tak bisa diatasi meskipun perusahaan telah mengirim penyelam untuk mencoba menambal kebocoran.

“Adapun kronologis saya ceritakan menurut keterangan nahkoda bahwa kapal itu mengalami kerusakan di propeler, sehingga propelernya lepas dan shaft-nya copot, sehingga kebocoran terjadi di situ,” ungkap Heru.

Kapal sempat dalam kondisi mengapung sambil menunggu proses penanganan. Namun, waktu tidak berpihak. Upaya penyedotan air dengan pompa mengalami kendala teknis. Dalam kondisi itu, badan kapal mulai terisi air dan tak lama kemudian miring dan tenggelam.

“Dia (nahkoda) sudah mengontak perusahaannya dan diadakan penyelaman untuk melakukan perbaikan penambalan. Namun sangat disayangkan, tidak sempat karena memang kondisi pompanya lama, sehingga terburu kapal miring (terisi air) dan tenggelam,” sebutnya. 

Dua ABK yang hilang merupakan bagian dari kru inti kapal, yakni seorang juru mudi dan Molen I (chief officer perempuan berusia sekitar 23 tahun). Keduanya diketahui masih berada di kapal saat penumpang dievakuasi. Informasi dari nahkoda menyebut salah satu dari mereka sedang mencoba mengambil dokumen penting saat kapal miring.

“Menurut keterangan nahkodanya, bahwa dia (ABK yang terjebak) berusaha mengambil salah satu dokumen kapal lagi. Namun, mungkin kapal keburu miring dan terpeleset atau seperti apa,” jabarnya.

Heru memastikan bahwa kapal sudah menjalani perawatan dan docking terakhir pada Februari 2025 dan dinyatakan laik laut. Ia menyebut akan menindaklanjuti insiden ini dengan pemeriksaan terhadap seluruh kru serta pihak agen pengelola kapal.

“Kapal itu baru selesai dock di bulan Februari 2025, dari mulai 2024 di bulan November atau Desember, sehingga kapal itu masih layak laut,” ungkapnya.

Selain itu, Kapolres PPU, AKBP Andreas Alek Danantara, menegaskan bahwa evakuasi ABK menjadi prioritas utama saat ini. Ia menyebut bahwa pencarian sempat dihentikan sementara karena jarak pandang yang minim di dasar laut dan akan dilanjutkan keesokan harinya.

“Proses evakuasi hari ini dihentikan, karena kuncinya adalah penyelaman. Tim penyelam tadi sudah maksimal, namun karena faktor kondisi lokasi yang gelap dan sudah tertutup dengan lumpur dan cahaya matahari juga enggak tembus, jadi dilanjutkan besok pukul 07.00 WITA,” terangnya.

Tim penyelam gabungan yang akan diturunkan terdiri dari unsur TNI AL, Ditpolairud, dan Basarnas. Lokasi korban telah ditandai dan siap untuk dieksekusi pada penyelaman selanjutnya.

“Untuk personel yang diturunkan (menyelam) tadi ada tiga orang. Untuk besok, gabungan dari TNI AL, Mako Ditpolairud, dan termasuk yang menyelam tadi yang sudah mengunci lokasi dan menandainya, kita turunkan semua,” paparnya.

Hingga berita ini diturunkan, dua ABK masih dalam status pencarian. Proses penyelaman kembali direncanakan dimulai sejak pagi hari untuk mengejar waktu dan kondisi visibilitas yang lebih baik.

Aparat kepolisian, KSOP, dan pihak pelayaran tengah mempersiapkan proses investigasi lanjutan terhadap insiden ini, termasuk potensi pelanggaran teknis atau kelalaian operator kapal.

Pihak agen pengelola kapal diminta segera menyiapkan tanggung jawab terhadap penumpang yang terdampak, termasuk kerugian atas kendaraan yang ikut tenggelam. Data pasti kerugian dan nama ABK belum dirilis secara resmi.

Catatan Redaksi:

Dalam pemberitaan sebelumnya, redaksi menyebut bahwa kapal yang tenggelam adalah KMP Monalisa sesuai dengan keterangan korban saat itu. Namun. berdasarkan klarifikasi resmi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan, kapal yang tenggelam pada insiden Senin, (5/5/2025) tadi adalah KMP Muchlisa, yang dioperasikan oleh PT Sadena Mitra Bahari. Redaksi menyampaikan koreksi dan permohonan maaf atas kekeliruan tersebut.


[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya