Nasional
Lima Bulan Berturut-turut Deflasi dan Penurunan PMI Manufaktur Jadi Tantangan bagi Pemerintah
Kaltimtoday.co - Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam perekonomian, dengan deflasi yang berlanjut selama lima bulan dan penurunan Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur selama tiga bulan terakhir. Menurut Ajib Hamdani, Analis Kebijakan Ekonomi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), hal ini menjadi pekerjaan rumah yang signifikan bagi pemerintah.
“Ini adalah tantangan serius yang harus dihadapi pemerintah ke depan,” ujar Ajib dalam Investor Market Today IDTV, Rabu (2/10/2024).
Inflasi Tahunan di September 2024 Mencapai 1,84 Persen, Apa Pemicunya?
Ajib menjelaskan, deflasi yang terjadi bukan sekadar karena penurunan harga barang seperti yang dijelaskan Badan Pusat Statistik (BPS), melainkan lebih mencerminkan penurunan daya beli masyarakat. Jika harga-harga barang cenderung stabil atau menurun, hal itu kemungkinan disebabkan oleh turunnya permintaan di pasar.
"Dari sisi suplai pun, tekanan sudah terlihat. Hal ini ditunjukkan dengan tren PMI yang terus menurun selama lima bulan berturut-turut sejak April, dengan PMI yang berada di bawah 50," ungkapnya.
Deflasi Berlanjut, Apakah Daya Beli Masyarakat Terus Melemah?
Sebelumnya, BPS mencatat inflasi tahunan pada September 2024 sebesar 1,84%, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan periode yang sama pada tahun 2023. Secara bulanan, terjadi deflasi sebesar 0,12%. Sementara itu, inflasi tahun kalender tercatat 0,74% hingga September 2024.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Gubernur Rudy Mas’ud Perjuangkan Optimalisasi PI 10 Persen untuk Tambah Pendapatan Daerah Kaltim
- Gas Terus! Pendapatan PGE Tembus US$ 318 Juta, Proyek Lumut Balai Unit 2 Jadi Pendongkrak
- Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Awal 2025 Melambat, Sektor Tambang dan Konstruksi Jadi Penyebab Utama
- Tingkat Kredit Macet Rendah Jadi Indikator Tumbuhnya Ekonomi dari Program KKI
- Menkeu Purbaya: Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Baru Dipertimbangkan Jika Ekonomi Tumbuh di Atas 6%







