Headline
Lokasi Ibu Kota, Isran: Tetap di Bukit Soeharto, tapi Bukan di Hutan Lindung
Kaltimtoday.co, Samarinda - Beredarnya kabar jika kawasan Bukit Soeharto dicoret dari daftar rencana lokasi ibu kota negara dibantah Gubernur Kaltim Isran Noor. Menurut Isran hal itu tidak benar.
"Pokoknya di Bukit Soeharto, tapi tidak disitu (hutan). Pembangunan ada di timur dan di barat (dari Tahura Bukit Soeharto) nantinya," ucap mantan Bupati Kutai Timur ini kepada awak media ditemui disela-sela kegiatannya, di kegubernuran, Jalan Gajah Mada, Senin (19/8/2019).
Dijelaskannya Isran, kawasan Bukit Soeharto selama ini banyak mendapatkan perspektif yang salah karena disebut-sebut sebagai wilayah hutan lindung. Menurutnya, kawasan Bukit Soeharto merupakan hutan produksi. Sementara kawasan yang merupakan hutan lindung berada di daerah Sungai Whain serta ke arah selatannya.
Apalagi alasan dicoretnya kawasan Bukit Soeharto karena mengandungan batu bara. Hal itu sama sekali tidak benar.
"Asal jangan digali. Kalau batu bara itu di dalam tanah tidak jadi masalah," tegasnya.
Dalam agendanya, Gubernur Kaltim Isran Noor akan dijadwalkan bertemu dengan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Selasa (20/08/2019) hingga Rabu (21/08/2019) di Kota Minyak, Balikpapan.
Tidak hanya Isran, seluruh pejabat kabupaten/kota hingga gubernur se-Kalimantan dijadwalkan bakal hadir dalam rangkaian acara pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dalam kesempatan ini, Isran akan menyampaikan kesiapan Kaltim sebagai ibu kota negara menggantikan DKI Jakarta. Tentang kesiapannya, Isran mengungkap akan menyampaikan perspektif dari dukungan masyarakat, pemerintah daerah, lingkungan, hingga infrastrukturnya.
"Besok (hari ini) dialog secara teknis biar tergambarkan kondisi Kaltim sangat bagus dan kondusif," ungkapnya.
"Sebelumnya baru diumumkan di Kalimantan, langsung ada yang memasang spanduk. Itu bentuk semangat masyarakat berarti sangat baik," sambungnya.
Sementara, penyampaian secara khusus tentang keunggulan Kaltim di bidang tertentu agar keputusan pemerintah pusat tetap berada Kaltim, dirasakan Isran tidak perlu dilakukan.
"Tidak perlu memikat, itu gombal jatuhnya, tidak bagus," selorohnya.
Lebih rinci dijelaskannya, jika Kaltim telah memiliki keseluruhan kompenen jika ditunjuk sebagai ibu kota negara. Misalnya dari sisi lingkungan yang sangat jarang terjadi. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mengalami penurunan yang sangat drastis dibanding wilayah lain di Kalimantan maupun Sumatera. Sedangkan untuk bencana gempa, Kaltim hampir tidak pernah terjadi.
Dalam sisi pertahanan dan keamanan, Kaltim juga tidak berbatasan langsung dengan wilayah negara lainnya. Sementara dari segi infrastruktur, wilayah Bukit Soeharto berada di antara dua kota besar yakni Balikpapan dan Samarinda, yang memiliki bandara internasional, pelabuhan besar, dan sedang dibangunnya fasilitas jalan tol yang menghubungkan dua wilayah tersebut.
"Mau dimana pun nanti ditetapkannya, soal infrastruktur itu tetap kami bangun," pungkasnya.
[JRO | TOS]