Opini

Maju Mundur Pertimbangan Lockdown, Apa Alasannya?

Kaltim Today
22 Maret 2020 13:39
Maju Mundur Pertimbangan Lockdown, Apa Alasannya?

Oleh: I Putu Gede Indra Wismaya (Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Brawijaya Malang)

Epidemologi Ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan tersebut. Epidemologi dilakukan pada lingkup masyarakat tertentu mulai dari lingkungan yang kecil hingga lingkungan yang lebih besar, contohnya; Lingkungan perumahan, sekolah daerah, negara hinggga dunia. Aplikasi ilmu ini adalah untuk melakukan investigasi terhadap suatu kejadian yang berhubungan dengan kesehatan agar bisa dikontrol, misalnya saat terjadi wabah. Dalam epidemologi, ada istilah yang disebut wabah, epidemi, pandemi dan endemi. Semua ini berhubungan dengan penyakit-penyakit serius.

Wabah, Suatu penyakit dengan jumlah orang terjangkit lebih banyak daripada biasanya, pada komunitas atau di musim-musim tertentu. Wabah terjadi secara terus menerus, mulai hitungan hari hingga tahun. Tidak hanya di suatu wilayah, tetapi bisa juga meluas ke daerah atau negara lain. Di Wuhan China, COVID-9 dapat disebut dengan wabah. Suatu penyakit dikatakan wabah ketika:

Epidemi adalah kondisi yang mirip dengan wabah. Kedaan dikatakan epidemi jika suatu kelompok masyarakat suatu wilayah terkena penyakit menular dan kejadiannya terjadi secara cepat. Salah satu contoh epidemi adalah ditahun 2003 ketika terjadi penyakit SARS (SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME) yang mewabah di seluruh dunia dan menelan korban ratusan jiwa.

Pandemi: situasi dan kondisi terkini COVID-19 sudah sampai pada tahap kategori pandemi, suatu wabah yang terjadi secara luas di seluruh dnia. Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama warga dunia.

Endemi adalah keadaan atau karakteristik wilayah atau lingkungan tertentu yang ada hubungannya dengan penyakit. Misalnya daerah tertentu adalah tempat yang dikenal sebagai lingkungan yang masyarakatnya mudah terjangkit penyakit tertentu penyakit ini selalu ada di daerah tersebut tapi frekuensinya rendah. Di Indonesia contohnya ada daerah yang merupakan endemik malaria. Tidak demikian dengan halnya COVID-19, karena masih termasuk kategori baru.

Epidemiologi merupakan ilmu yang penting bagi para tenaga kesehatan. Dengan bantuan epidemologi, pemerintah dan tenaga kesehatan dapat memetakan pola penyakit sehingga bisa dilakukan langkah-langkah untuk mencegah perburukan dan mencari solusi.

Instrumen hukum yang dapat digunakan sebagai pedoman penanganan penyakit menular menurut skalanya yaitu:

COVID-19: Pemerintah Maju Mundur Mempertimbangkan Lockdown. Apa Alasannya? 

Mengulas perspektif tidak akan ada habisnya. Setiap orang dengan dasar dan latar ilmu pengetahuan yang dimilikinya punya cara dan selera sendiri untuk mengungkapkan argumentasi mengenai sebuah fenomena.

Termasuk saya sebagai penulis punya sudut pandang sendiri dalam melihat situasi maju mundur pemerintah untuk memberlakukan karantina daerah tertentu atau bahkan negara secara keseluruhan.

Lockdown = karantina

Dalam Undang-Undang Kekarantinaan kesehatan, karantina disebut dengan istilah kekarantinaan. Kekarantinaan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensial menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Dari segi hukum dituangkan dalam Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan, konsekuensi hukum yang harus dijalankan peerintah pusat/pemerintah daerah ketika memberlakukan karantina adalah:

  1. Menyediakan kebutuhan medis
  2. Menyediakan kebetuhan pangan
  3. Menyediakan kebutuhan hidup sehari-hari lainnya

Apa persoalannya dengan konsekuensi hukum tersebut? ada dua kemungkinan: kemauan dan kemampuan. Apakah pemerintah mampu untuk menanggung beban kehidupan dasar harian setiap penduduk?

Rumus sederhanya begini, jumlah keseluruhan penduduk Indonesia diperkirakan 265 juta jiwa. Lalu kebutuhan layak hidup dalam sehari adalah... dikali lagi dengan durasi waktu karantina. Itulah beban pemerintah!.

Adakah kemauan dari pemerintah/penguasa? jika memiliki kemampuan dan kemampuan itu dapat mewujudkan kebaikan bagi peduduk, apa alasannya tidak mau?

Kesimpulannya ada pada tiap-tiap warga negara yang memikirkan kemungkinan-kemungkinan ini, lalu bagaimana menurut anda, mampukah kita?.(*)

*) Opini penulis ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co



Berita Lainnya