Opini

Membangun Ketangguhan Komunitas Melalui Ruang Publik Berketahanan Iklim di Kawasan Pasar Segiri

Kaltim Today
09 September 2023 18:34
Membangun Ketangguhan Komunitas Melalui Ruang Publik Berketahanan Iklim di Kawasan Pasar Segiri

Oleh: Jasri Mulia (Deputy Project Manager Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)

Setiap hujan mengguyur deras, warga Samarinda dilanda perasaan cemas. Apalagi warga yang tinggal di daerah langganan banjir. Topografi wilayah, tingginya curah hujan, pasang-surut air Sungai Mahakam termasuk faktor risiko banjir selain kenaikan permukaan air laut di Kalimantan Timur. Perbaikan-perbaikan infrastruktur juga sering dilakukan secara masif. Hal ini menambah asumsi lain bahwa peningkatan risiko banjir disebabkan kurangnya pembangunan aspek manusia.           

Asumsi ini dikuatkan dengan hasil penelitian oleh Center for Environment and Population Health, School of Medicine, Griffith University, pada komunitas terdampak banjir di Jakarta. Hasilnya, para partisipan menyetujui pembangunan aspek manusia dan sosial masyarakat akan berdampak terhadap ketangguhan komunitas. Aspek manusia yang dibahas pada penelitian ini yaitu perlunya peningkatan kesadaran masyarakat dan komitmen sikap dan perilaku untuk menjaga lingkungan. Pembangunan aspek ini sering terlupakan saat masifnya pembangunan infrastruktur adaptasi banjir.

Permasalahan banjir Samarinda yang terus berulang juga menjadi perhatian pemerintah kota. Salah satu daerah yang menjadi konsentrasi penataan infrastruktur banjir adalah kawasan Pasar Segiri. Kawasan ini sangat dekat dengan Sungai Karang Mumus yang memiliki nilai historis bagi warga Samarinda. Pendatang suku Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa ditemukan banyak bermukim di daerah ini. Sekitar tahun 1980-an juga kondisi sungai ini juga masih bersih dan para nelayan mudah untuk menangkap ikan. 

Sejarah Samarinda yang tak terlepas dari sungai menguatkan nilai penting untuk revitalisasi daerah bantaran Sungai Karang Mumus. Keberadaan sungai ini sebagai jantung kota sehingga memerlukan penataan ruang publik baru di sekitarnya. Banyaknya faktor inilah menjadikan Samarinda terpilih salah satu dari dua kota lainnya, Pekalongan dan Makassar, sebagai pilot proyek Adaptation Fund (AF).

Proyek yang berjudul “Embracing the Sun” merupakan proyek penataan ruang publik melalui skema dana hibah internasional Adaptation Fund (AF). Proyek ini dilaksanakan oleh Pusat Studi Ketahanan Iklim dan Kota (PSKIK) yang dikenal juga sebagai Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan Queensland University of Technology (QUT). Pemerintah Kota Samarinda sebagai pihak yang akan mengelola ruang publik setelah selesai proses pembangunan.

Proyek ini mempunyai misi untuk mendefinisikan ulang ruang publik dengan mengembangkan tipologi baru ruang publik yang berketahanan iklim berupa infrastruktur publik dalam menghadapi kompleksitas dan tantangan dampak perubahan iklim. Keenam tipologi ruang publik berhasil dirumuskan oleh pihak pelaksana proyek yaitu pengelolaan air mandiri, produksi energi mandiri, ketahanan pangan, sirkular ekonomi, pengelolaan sampah, dan ketangguhan komunitas.  

Resiliensi Kota Melalui Ruang Publik

Resiliensi atau tangguh adalah kemampuan untuk beradaptasi atau merespon tekanan. Kemampuan ini menekankan pada stabilitas fungsi, dan identitas sistem ketika menghadapi tekanan. Maka, resiliensi kota adalah cara untuk mencegah, memulihkan, dan beradaptasi ketika terjadi ancaman atau krisis dengan tetap mempertahankan fungsi inti dari perkotaan. Dalam mencapai tujuan resiliensi kota, ruang publik juga memiliki fungsi tambahan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Langkah-langkah menuju resiliensi kota jika ditinjau berdasarkan tipologi ruang publik, yaitu:

a. Pengelolaan air secara mandiri

Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, setiap orang mempunyai hak atas air bersih. Pemerintah melalui PDAM menjamin pasokan air bersih ke masyarakat. Namun, perubahan iklim yang terjadi menurunkan produksi air bersih karena terjadi kekeringan yang mengurangi jumlah air baku. Oleh karena itu, masyarakat akan diajak untuk mengelola air secara mandiri melalui kegiatan panen air hujan.

b. Ketahanan pangan

Isu ketahanan pangan menjadi perhatian karena pertanian hanya ditemui di pedesaan. Menurut UU No.18 Tahun 2012 tentang pangan, masyarakat mempunyai hak dan kesempatan untuk mewujudkan cadangan pangan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat juga akan diajak untuk mengelola pertanian kota (urban farming).

c. Produksi energi mandiri

Ketersediaan energi menjadi kebutuhan penting masyarakat. Dalam perencanaan ruang publik di kawasan Pasar Segiri akan tersedia fasilitas umum berupa panel surya untuk mengkonversi energi matahari dan fasilitas pengolahan limbah yang akan diolah menjadi energi biomassa.

d. Sirkular ekonomi

Konsep ini bertujuan untuk memaksimalkan nilai penggunaan produk dan komponennya secara berulang dan meminimalkan sumber daya yang terbuang. Ruang publik diharapkan menjadi tempat masyarakat untuk melakukan perekonomian berkelanjutan. Misalnya, kegiatan penjualan barang bekas (preloved), barter barang ataupun jasa, hingga kegiatan kreatif yang bertujuan untuk penggunaan kembali (reuse) suatu barang. Masyarakat juga akan dilibatkan dalam pengelolaan sampah sebagai komoditas bernilai ekonomi.

e. Pengelolaan sampah

Secara umum, tempat pengelolaan sampah selalu jauh dari permukiman. Namun, hal ini tidak berlaku bagi rencana ruang publik di kawasan Pasar Segiri. Sampah yang dianggap tidak bernilai ternyata mampu diolah menjadi komoditas yang bernilai ekonomi. Sehingga, ruang publik akan dilengkapi fasilitas pengolahan kompos dan biodigester agar limbah organik tidak langsung berakhir ke TPA.

Masyarakat sebagai komunitas yang terdiri dari banyak individu memerlukan kerja kolektif dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Ruang publik menjadi ruang berkembang untuk para individu agar menyelesaikan permasalahan lingkungan melalui pendidikan berbasis pemberdayaan masyarakat. Hasil akhirnya adalah komunitas tangguh yang akan berfungsi sebagai penyangga dalam menghadapi tekanan seperti bencana iklim.(*)

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya