Opini
Menguatkan Peran Perawat dalam Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Timur
Oleh: Rifkal Artha Yuda (Mahasiswa S2 keperawatan UGM)
Kalimantan Timur sebagai daerah yang mungkin dulunya tidak terlalu banyak diperbincangkan, beberapa tahun ini menjadi sorotan di Indonesia. Tentunya hal ini jelas alasannya, yaitu karena proses pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur yang masih berproses. Pemindahan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak aspek yang perlu dipersiapkan, yaitu dari sisi infrastruktur, kebijakan publik, ekonomi dan yang tidak kalah penting dari sisi kesehatan.
Kita sering mendengar kesehatan dan keselamatan. Mengapa kata kesehatan selalu di depan, karena ketika masyarakat sehat, maka ia akan mudah untuk menjaga keselamatannya. Dalam hal ini, kesehatan bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan ada peran dan tanggung jawab negara di sana.
Seperti satu kutipan dari seorang filsuf dari Romawi bernama Marcus Tullius Cicero yang berkata ”Salus populi suprema lex esto” yang artinya keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi di suatu negara. Dari kutipan tersebut, kita dapat menafsirkan bahwa keselamatan dan kesehatan rakyat merupakan tanggung jawab negara.
Dalam mengupayakan hal tersebut, banyak cara mengimplementasikannya. Terkhusus di bidang kesehatan. Pemerintah bisa membangun pelayanan kesehatan dengan merata, lalu memberikan biaya pengobatan serendah mungkin dan juga yang tidak kalah penting dari sumber daya tenaga kesehatannya. Banyak tenaga kesehatan berperan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya adalah perawat.
Perawat merupakan satu dari banyaknya tenaga kesehatan yang perannya sangat vital di area kesehatan. Hal ini karena perawat tersebar di semua pelayanan kesehatan dan memiliki fungsi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan tugas yang banyak ini, seyogyanya pemerintah harus peduli terhadap kesejahteraan perawat dan juga terkait dengan distribusi di berbagai daerah. Hal ini penting untuk masyarakat sendiri dan juga penghargaan atas dedikasi perawat.
Dapat dibilang dari banyaknya jenis tenaga kesehatan, perawat menjadi bagian yang paling banyak jumlahnya. Perkiraan di Kalimantan Timur, jumlah perawat totalnya 11.382 yang di mana terbagi dari 7.244 di rumah sakit, 2.572 di puskesmas dan 1.566 untuk fasilitas lain. Dari jumlah tersebut, pertanyaannya apakah sudah merata, penulis rasa hal ini perlu diperhatikan kembali, karena berkaitan dengan rasio perawat dan jumlah penduduk.
Kita sama-sama yakin bahwa perawat di daerah perkotaan lebih banyak jumlahnya daripada perawat di daerah pelosok Kaltim. Ini menjadi PR bagi pemerintah untuk bisa kembali melihat bahwa distribusi perawat di daerah-daerah yang sekiranya belum merata.
Selain itu, sebagian wilayah Kaltim masih sulit untuk menjangkau akses kesehatan. Tetapi pemerintah sudah melakukan beberapa langkah seperti program-program kesehatan, subsidi, pelayanan kesehatan bergerak dan lainnya. Dalam menjalankan program tersebut, pastinya tidak lepas dari peran perawat. Perawat tidak hanya berfokus pada proses pengobatan saja, melainkan adanya interaksi dengan masyarakat secara langsung. Hal ini sangat penting karena melalui proses interaksi, perawat dapat memberikan edukasi kepada masyarakat entah di proses pelayanan masing-masing instansi ataupun di luar itu.
Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dari sisi kesehatan yaitu mengenai upaya promotif. Hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan di masyarakat seperti stunting, penyakit tidak menular, hingga kesehatan lingkungan yang perlu diperhatikan juga. Penulis sepakat mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi dalam mengupayakan ini, perlu adanya sumber daya yang cukup untuk mengedukasi masyarakat agar dapat membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Karena sebagian besar penyakit muncul dari perilaku yang buruk.
Contohnya saja yang paling sering kita dengar yaitu hipertensi dan diabetes mellitus. Semua ini perlunya pencegahan agar prevalensi tidak semakin meningkat. Maka dari itu peran perawat sebagai edukator sangat penting di sini.
Edukasi kesehatan masyarakat sebagai upaya pencegahan penyakit sangat penting, karena seperti yang penulis sampaikan sebelumnya bahwa akses kesehatan di Kaltim belum merata. Hal ini menjadi perhatian bahwa ketika masyarakat yang sehat sudah dibekali dengan pemahaman yang baik, maka penerapan pola hidup yang baik akan masif dilakukan.
Tentunya ini akan memberikan dampak yang baik karena jika saja ada masyarakat sakit seperti hipertensi yang bertahun-tahun kemudian mengalami gagal ginjal dan perlu memerlukan cuci darah, maka ini akan menimbulkan kesulitan karena di daerah 3T harus pergi ke rumah sakit yang besar untuk melakukan cuci darah.
Sebagai upaya perawatan di daerah terpencil, peran perawat sangat penting dengan mengupayakan promotif dan preventif. Dalam hal ini perawat dapat sebagai panjang tangan pemerintah dalam mendukung program-program yang sedang dijalankan yaitu seperti edukasi mengenai pencegahan stunting, pencegahan tuberculosis, pentingnya imunisasi bagi kesehatan ibu dan anak dan lain sebagainya. Semua ini akan berjalan baik jika dari pemerintah sendiri memerhatikan distribusi perawat dan kesejahteraan perawat itu sendiri.
Dalam menjalankan rencana tersebut tentu perlunya peningkatan kompetensi dan pendidikan perawat sehingga dalam eksekusinya, perawat akan semakin siap menjawab tantangan kesehatan yang ada. Lalu perlu juga penguatan organisasi profesi dari PPNI sendiri dan kolaborasi antar stakeholder pemerintah maupun organisasi masyarakat. Tidak kalah penting yaitu mengenai pengakuan terhadap perawat sebagai mitra strategis pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan di Kaltim sejatinya perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak. Perawat menjadi salah satu garda terdepan yang dapat menjadi tameng dalam menjalankan program-program yang ada. Saatnya semua pihak memberikan ruang, dukungan dan apresiasi agar perawat bisa optimal dalam membangun kesehatan di Kalimantan Timur.(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Bupati Kubar Frederick Edwin Angkat Bicara Soal Isu Endapan Dana Rp3,2 Triliun di Bank
- Indonesia Peringati 75 Tahun di PBB, Peacemaker Dunia Kelima Terbesar!
- Masjid dan Musala Kaltim Terancam Sengketa, Menteri ATR/BPN Soroti Sertifikasi Tanah Wakaf Baru 21%
- Yayasan Mitra Hijau Dorong UMKM Jadi Motor Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim
- Gubernur Kaltim Tegaskan Tak Ada Lagi Kegiatan Pemerintah di Hotel Imbas Pemangkasan TKD








