Samarinda

Meski Kasus Positif Covid-19 Mulai Turun, Potensi Masuknya Omicron di Samarinda Tetap Diwaspadai

Kaltim Today
21 Januari 2022 17:14
Meski Kasus Positif Covid-19 Mulai Turun, Potensi Masuknya Omicron di Samarinda Tetap Diwaspadai
Pemprov Kaltim meminta kabupaten/kota membuka tempat isolasi terpusat (isoter), guna membantu mengurangi penyebaran kasus Covid-19.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Meski sejauh ini angka kasus positif Covid-19 di Kaltim kian melandai, namun tak ada alasan untuk tidak waspada terhadap varian teranyar, Omicron. Per 20 Januari 2022 pun, tercatat 20 kasus positif baru saja se-Kaltim.

Di Jakarta, Omicron sudah menginjak 856 kasus. Pun diperkirakan kasusnya akan kian bertambah pada Februari-Maret 2022 nanti. Sampai saat ini, di Samarinda memang belum ada ditemukan kasus positif varian Omicron. Gejala dominan varian Omicron adalah batuk kering dan tenggorokan gatal, letih, hidung tersumbat, demam, mual, kesulitan bernapas, dan diare.

Samarinda juga masih berada di PPKM level 1. Kendati demikian, mobilisasi masyarakat dan berbagai aktivitas tampak diperlonggar. Terlebih lagi capaian vaksinasi di Kota Tepian yang sudah mencapai angka 85,34 persen dan kegiatan belajar tatap muka secara terbatas yang sudah terlaksana di berbagai jenjang pendidikan.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun pun menyebutkan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan fenomena kasus varian terbaru itu. Kebijakan dari pemerintah pusat terkait penanganan Omicron pun akan diikuti. Namun, di satu sisi, dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik. Ditegaskan olehnya, evaluasi akan terus dilaksanakan sembari melihat kejadian kasus di beberapa daerah. Khususnya DKI Jakarta.

“Pada saat dibutuhkan pengetatan, kami ketatkan. Tapi pada saat belum dibutuhkan, kami masih perlonggar. Tapi dengan catatan pengetatan protokol kesehatan wajib harus dilaksanakan," beber Andi kepada awak media.

Ditemui di kesempatan berbeda, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda, dr Osa Rafshodia menjelaskan bahwa pada dasarnya, penanganan Omicron dengan varian lainnya tak memiliki perbedaan khusus. Indikatornya tetap sama, yakni melalui Testing, Tracing, dan Treatment (3T).

Lebih lanjut, Osa mengungkapkan, dari segi testing, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Samarinda mempunyai 4 alat tes PCR dan 17 alat tes PCR dari laboratorium swasta. Sedangkan dari sisi treatment, tenaga kesehatan pun siap melakukan penanganan.

“Kemarin berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) juga, kasus Omicron ini kan tingkat hunian rumah sakitnya rendah. Jadi kita memang harus tetap waspada," beber Osa.

Namun jika diprediksi ada kenaikan kasus, kondisi rumah sakit di Samarinda tidak seperti pertengahan Juli-Agustus 2021 silam saat varian Delta melanda. Osa menyebut, varian Omicron tidak mempunyai gejala separah varian Delta. Terlebih lagi, dominan masyarakat sudah menerima suntikan vaksin. Alhasil, antibodi pun sudah semakin baik.

"Kalau seandainya ada kasus Omicron pun, sampelnya tetap harus dikirim ke Jakarta untuk tahu benar atau tidak terkena varian itu. Di sana yang ada alatnya. Biasanya memakan waktu 3 minggu baru ketahuan. Sejauh ini, belum ada kasus Omicron di Samarinda," tandas Osa.

[YMD | RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya