Samarinda

Minta Wali Kota Bersikap Tegas, Mahasiswa Tuntut Kepala Satpol PP Samarinda Dicopot

Kaltim Today
14 Agustus 2019 13:35
Minta Wali Kota Bersikap Tegas, Mahasiswa Tuntut Kepala Satpol PP Samarinda Dicopot

Kaltimtoday.co, Samarinda - Tidak merasa puasa dengan laporannya kepada pihak kepolisian, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Suara Rakyat Nusantara menggelar aksi demo solidaritas tepat di depan halaman kantor Pemerintah Kota Samarinda, Selasa (13/08/2019), siang.

Aksi solidaritas yang dihadir sekitar lima puluh mahasiswa gabungan ini menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap tindakan represif yang dilakukan aparat Satpol PP Samarinda.

"Tindakan itu sangat tidak manusiawi, kami ingin agar kepala Satpol PP dicopot dari jabatannya," tegas Yogi Prasetyo, humas aksi. Yogi sendiri sendiri termasuk 1 dari 8 orang yang menderita pukulan saat terjadi keributan antara mahasiswa dan Satpol PP Samarinda di salah satu tempat hiburan malam di bilangan Jalan AW Syahranie, Jumat (10/9/2019) lalu.

Permintaan dicopotnya kepala Satpol PP Samarinda diterangkan Yogi, lantaran tidak mampu mengorganisir anggotanya dengan baik.

"Jika terorganisir dengan baik kami tidak sampai luka-luka seperti ini," ungkap Yogi.

Tidak hanya diduga melakukan penganiayaan terhadap delapan mahasiswa, Satpol PP Samarinda saat itu juga dikabarkan melakukan pengrusakan terhadap sebuah warung kopi yang menjadi lokasi tempat kejadian pada malam itu.

"Semua hancur, dari dinding, gelas, kursi, meja, kerugian sekira Rp 15 juta," papar Silvester Hengki Sanan.

Hengki menyampaikan kejadian pada saat itu bermula, saat rekannya ingin menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) kepada aparatur negara itu.

"Mereka mungkin mendengarnya ATM," jelasnya.

Pembicaraan seketika memanas saat itu juga, Hengki menuturkan pihak Sapol PP mengira bahwa dirinya beserta rekan-rekannya hendak menyuap petugas. Emosi, petugas saat itu langsung menyahut dengan nada tinggi.

"Mereka bilang mau kami pukul gitu. Saya tidak terima dan menanyakan dasar pernyataan itu apa, kemudian langsung kami diserang secara membabi buta. Kami ingin agar kasus ini segera sampai ke meja hijau," ungkapnya.

[JRO | TOS]



Berita Lainnya