Advertorial
Momentum TAFISA Games 2026, Dispora Kaltim Siap Angkat Olahraga Tradisional ke Dunia

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) melihat kebangkitan olahraga tradisional sebagai peluang strategis untuk memperkuat identitas daerah sekaligus membentuk karakter generasi muda. Melalui pengembangan Induk Organisasi Olahraga (Inorga), Dispora menempatkan olahraga berbasis kearifan lokal sebagai bagian dari gerakan pembangunan jati diri.
“Inorga itu bukan sekadar olahraga, tapi cara kita menghubungkan generasi muda dengan akar budayanya,” jelas Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Saputra Sugiarta, baru-baru ini.
Berbeda dengan cabang olahraga yang umumnya menekankan kompetisi, inorga justru hadir membawa nilai kebersamaan, sportivitas sosial, hingga filosofi hidup masyarakat lokal. Dari panahan tradisional, gasing, menyumpit, hingga permainan enggrang, aktivitas ini menjadi cermin cara hidup yang sarat etika komunal dan edukasi budaya.
Bagus menilai geliat komunitas inorga di berbagai kabupaten/kota di Kaltim menandakan bahwa anak-anak muda masih haus akan aktivitas fisik yang bermakna. “Bukan sekadar bergerak, tapi juga belajar menghargai tradisi dan mengenali jati dirinya,” ujarnya.
Dispora Kaltim pun mengubah pendekatannya. Tidak hanya menyelenggarakan kompetisi, melainkan juga membangun ekosistem pembinaan yang lebih kuat melalui pelatihan pelatih, sertifikasi juri, hingga pemanfaatan ruang-ruang publik untuk menghidupkan inorga secara natural.
Momentum Kalimantan Timur sebagai tuan rumah The Association For International Sport for All (TAFISA) Games 2026 semakin membuka peluang mengangkat olahraga tradisional ke level nasional bahkan internasional. Namun, Dispora menegaskan orientasinya bukan hanya soal medali, melainkan menyiapkan generasi yang tangguh secara mental, sosial, dan budaya.
“Kalau anak-anak kita bisa bermain enggrang atau menyumpit dengan bangga, itu bukan hanya sehat secara fisik, tapi juga mental. Mereka tumbuh dengan kesadaran bahwa budaya mereka bernilai,” tandas Bagus.
Bagi Dispora Kaltim, olahraga kini hadir sebagai ruang pemulihan ikatan antar-generasi. Inorga menjadi media yang inklusif, menyenangkan, dan sarat makna, sekaligus mengajarkan bahwa berolahraga tidak hanya untuk prestasi, melainkan juga untuk menjaga identitas budaya.
[NKH | ADV DISPORA KALTIM]
Related Posts
- 500 Mahasiswa UNMUL Tanam 1.010 Pohon Kopi di IKN, Pecahkan Rekor MURI
- Menkeu Purbaya Dukung Gen Z dan Ritel, Janji Pasar Modal Lebih Likuid dan Aman
- Menkeu Purbaya Respons Isu Utang Tembus Rp 9.138 Triliun: Masih Aman di Bawah Batas 60% PDB
- Live Streaming Timnas Indonesia vs Irak: Strategi Kluivert dan Misi Wajib Menang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Pertama Kali Terekam, Bayi Dugong Muncul di Pantai Mali, Alor