Advertorial
PBB Tetapkan Hari Danau Dunia, Danau Matano Jadi Contoh Sinergitas Konservasi Air
LUWU TIMUR, Kaltimtoday.co - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menetapkan Hari Danau Dunia (World Lake Day), yang akan diperingati setiap 27 Agustus, melalui Sidang Pleno ke-52 pada 12 Desember 2024 di Amerika Serikat. Penetapan ini menegaskan komitmen global dalam melindungi ekosistem danau, yang menyuplai 90% air tawar dunia dan berperan penting dalam pertanian, energi, keanekaragaman hayati, hingga ketahanan ekosistem.
Langkah ini sejalan dengan World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali pada Mei 2024, di mana Indonesia mengusulkan Hari Danau Dunia sebagai platform kolaboratif untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata terhadap pengelolaan danau secara berkelanjutan.
“Salah satu komitmen pemerintah terhadap pengelolaan danau diimplementasikan dalam High Level Panel Meeting di World Water Forum ke-10. Seluruh pemangku kepentingan sepakat berupaya menyelamatkan ekosistem perairan danau, termasuk mengusulkan Hari Danau Dunia,” ujar Kepala Sekretariat Dewan Sumber Daya Air Nasional, Yunitta Chandra Sari.
Indonesia memiliki 15 Danau Prioritas Nasional, salah satunya Danau Matano di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Danau ini terkenal sebagai salah satu danau terdalam di Asia Tenggara dengan kedalaman sekitar 595 meter. Selain itu, Danau Matano masih terjaga kelestariannya meskipun telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, termasuk industri pertambangan nikel.
Dalam kunjungannya ke Danau Matano, Yunitta menyebut danau ini sebagai contoh ideal pengelolaan danau berkelanjutan berkat sinergi dan integrasi yang baik antara regulator, investor, dan masyarakat lokal.
Danau Matano, yang berada dalam Wilayah Sungai Pompengan Larona dan merupakan bagian dari tiga danau kaskade bersama Danau Mahalona dan Danau Towuti, menjadi pusat perhatian dalam upaya konservasi air. Di hilir Danau Towuti, terdapat tiga bendungan yang mendukung kebutuhan PLTA yakni Bendungan Batu Besi, Balambano, dan Karebbe.
Pengelolaan Danau Matano sebagian besar dilakukan oleh PT Vale Tbk, yang memanfaatkan air danau untuk aktivitas pertambangan nikel. Sinergi ini mencakup sejumlah langkah strategis, seperti:
• Reklamasi wilayah pascatambang untuk mencegah erosi dan sedimentasi.
• Pembangunan check dam, kolam penahan, dan sistem pengolahan air limpasan tambang.
• Pemantauan limbah tambang secara berkala.
• Pengelolaan sampah di area permukiman bersama masyarakat adat.
Hasil pemantauan menunjukkan tidak ada pencemaran signifikan di sekitar danau, menegaskan keberhasilan pengelolaan lingkungan yang terintegrasi. “Danau Matano telah dikelola dengan baik, berkat adanya kolaborasi dan upaya terpadu dari berbagai pihak,” ujar Yunitta.
Melihat keberhasilan konservasi dan pengelolaan Danau Matano, Dewan Sumber Daya Air Nasional menyatakan danau ini layak menjadi proyek percontohan (pilot project) pengelolaan danau prioritas di Indonesia. Kolaborasi antara regulator, investor, dan komunitas lokalmenjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem danau.
“Keberhasilan ini membuktikan bahwa pengelolaan terpadu berbasis sinergi lintas pemangku kepentingan dapat menciptakan ekosistem perairan yang lestari,” lanjut Yunitta.
Sejalan dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Presiden No. 60 Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional, upaya ini menjadi langkah konkret untuk mewujudkan pola pengelolaan sumber daya air yang terkoordinasi, baik untuk konservasi, pendayagunaan, maupun pengendalian daya rusak air.
"Penetapan Hari Danau Dunia dan integrasi pengelolaan berkelanjutan di Danau Matano kami harapkan jadi bukti upaya nyata konservasi air dan perlindungan danau di Indonesia. Harus dapat terus diperkuat sebagai wujud komitmen menjaga sumber daya air untuk generasi mendatang," pungkasnya.
[TOS | ADV]
Related Posts
- Yayasan Mitra Hijau Dorong Partisipasi Perempuan dalam Transformasi Ekonomi dan Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim
- Dewan SDA Nasional Susun Strategi Pengelolaan Air Berkelanjutan untuk Pulau Kecil dan Terluar
- Gelar Festival Ibu Bumi Menggugat, Kader Hijau Muhammadiyah Bersama NGO Serukan Penolakan Ormas Keagamaan Terima Izin Usaha Pertambangan
- Sofyan Hasdam Pastikan Tapal Batas Kampung Sidrap Kembali Dibahas Usai Pelantikan Kepala Daerah
- Kepemimpinan Perempuan: Membangun Peradaban yang Berkeadilan