Daerah

Pemkot Pastikan Tak Ada Pekerja Anak di Bontang

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 13 Juni 2025 18:19
Pemkot Pastikan Tak Ada Pekerja Anak di Bontang
Plt Kabid Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak, Trully Tisna. (Fitri Wahyuningsih/Kaltim Today)

Kaltimtoday.co, Bontang - Publik kerap bingung membedakan pekerja anak dan anak yang bekerja. Membedakan dua hal ini dinilai cukup penting, agar publik tak salah mengartikan ketika mendapati ada anak yang bekerja di Bontang. Terlebih berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan Bontang, tak ditemukan kasus pekerja anak yang eksploitatif dan membahayakan.

Plt Kabid Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak, Trully Tisna menjelaskan, ada perbedaan mendasar antara pekerja anak dan anak yang bekerja, yakni pada sifat dan dampaknya. Pekerja anak, dia menjelaskan, adalah anak-anak yang bekerja di luar waktu normal yang mestinya dimiliki untuk belajar dan bermain. Mereka bekerja terlalu lama, dieksploitasi, di sektor berbahaya, seperti batu bara, kimia, atau prostitusi; yang mana tempat-tempat ini berpotensi mengganggu perkembangan dan pendidikan anak, serta melukai mereka baik secara fisik maupun mental.

Sementara anak yang bekerja umumnya bekerja dalam waktu terbatas, pekerjaan ringan, dan tidak mengganggu anak dalam memperoleh hak dasarnya– sekolah, belajar, dan bermain. Anak yang bekerja ini, bisa jadi bekerja karena diminta membantu orangtua dalam waktu yang wajar, atau datang dari kesadaran diri anak sendiri karena melihat kondisi ekonomi keluarga. 

"Tidak bisa dipungkiri, anak yang bekerja di Bontang masih sering dijumpai. Tapi kalau pekerja anak, seperti yang dipaparkan Disnaker, itu tidak ada di Bontang," bebernya. Hal serupa pun terjadi ketika ada anak bekerja sambilan misalnya di toko, di kedai atau jadi kurir, selama masih sekolah, belajar, dan punya waktu bermain, itu masih termasuk anak yang bekerja.

Trully juga mengajak publik sama-sama terlibat dalam menjaga, memantau keberadaan anak di sekitar mereka. Ini merupakan tanggung jawab moral bersama sebagai warga kota. Misalnya ketika ditemukan ada anak bekerja terlalu lama, di sektor berbahaya, apalagi dicurigai tak bersekolah, masyarakat juga harus peduli. Ikut menanyakan si anak, jangan dibiarkan. 

"Anak-anak, kan, tanggung jawab kita bersama. Bukan pemerintah saja. Kita juga harus saling peduli," tandasnya.

[RWT] 



Berita Lainnya