Kaltim
Penelantaran Rentan Terjadi di Dalam Rumah Tangga
Kaltimtoday.co, Samarinda - Dalam rumah tangga, penelantaran juga bisa terjadi. Hal itu termasuk dalam bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda juga menaruh perhatian terhadap kasus seperti itu.
Kendati kasus tersebut terbilang sedikit dibanding kekerasan seksual dan fisik, namun perhatian yang diberikan tetap sama. Dijelaskan Koordinator Tim Psikolog UPTD PPA Samarinda, Ayunda Ramadhani bahwa, ada berbagai faktor yang menyebabkan orang bisa melakukan penelantaran.
"Ekonomi masih menjadi faktor terbanyak jika seseorang atau orangtua atau suami menelantarkan keluarganya. Tapi di sisi lain, ada faktor pengaruh kejiwaan pelaku yang menelantarkan," jelas Ayunda.
Ada salah satu contoh kasus yang disampaikan Ayunda. Misal, ada suami yang kondisi finansialnya terbilang stabil. Namun si suami justru kecanduan narkoba atau gemar mabuk. Akhirnya, uang yang mestinya bisa dipakai untuk keperluan keluarga malah dibelikan untuk hal terlarang.
Akibat penggunaan narkoba, misalnya, secara tak langsung si pelaku memiliki gangguan jiwa. Tak ada waktu atau pikiran untuk merawat keluarga. Ayunda menyebut, ada banyak orangtua yang sebenarnya belum siap secara psikologis untuk berkomitmen di rumah tangga.
"Bisa jadi ketidaksiapan psikologis untuk merawat anak atau berumah tangga. Jadi ini yang harus diperhatikan banget risiko-risikonya," lanjutnya.
Penelantaran juga bisa terjadi pada anak. Di mana, orangtua enggan memberi perhatian lebih ke anak. Cenderung tak peduli. Akhirnya, hal tersebut mempunyai dampak besar ke psikis anak hingga memasuki usia dewasa.
"Karena diabaikan, anak merasa tidak berharga. Kalau sudah merasa tidak berharga, maka konsep diri kita cenderung menjadi negatif. Korban menganggap enggak ada yang sayang dirinya, tidak layak untuk dicintai, enggak cukup baik untuk orangtuanya," ujarnya.
Dari situ, penelantaran juga memberi dampak ke konsep pribadi individu itu. Bisa jadi konsep yang diterapkan berakhir negatif atau minder. Sehingga ketika orang lain melakukan perbuatan buruk ke dirinya, dia tak akan sanggup menolak. Sebab orang itu merasa dirinya tak ada harga.
"Malah dia bisa jadi enggak percaya diri dan tidak bisa melakukan hal-hal yang positif," tandasnya.
[YMD | RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.