Daerah

Pengamat Kritik Tugu Pesut Simpang Lembuswana Samarinda Telan Anggaran Rp 1,1 M, Tekankan Keterbukaan Informasi Publik

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 03 Januari 2025 17:43
Pengamat Kritik Tugu Pesut Simpang Lembuswana Samarinda Telan Anggaran Rp 1,1 M, Tekankan Keterbukaan Informasi Publik
Potret Tugu Pesut Simpang Lembuswana yang menelan anggaran milliaran rupiah. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pembangunan tugu pesut di Simpang Lembuswana Samarinda akhir-akhir ini menuai pro dan kontra. Pasalnya, proyek tugu yang menelan anggaran sekitar Rp 1,1 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ini, tidak sesuai ekspektasi masyarakat Samarinda.

Masyarakat menyoroti soal desain tugu yang jauh dari ikon Samarinda, yakni pesut. Beragam warganet pun turut berkomentar masif di media sosial.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman, Purwadi pun mengkritik pembangunan tugu pesut tersebut. Sejalan dengan masyarakat, dia kaget dengan hasil pembangunan tugu pesut yang menelan anggaran cukup fantastis.

"Wajar saja masyarakat mempertanyakan itu, karena barangnya jadi kayak berubah 180 derajat, kan gitu," sebutnya.

Dari sisi manajemen, Purwadi menyebut bahwa Pemkot Samarinda juga harus mempertanggungjawabkan soal anggaran yang terpakai. Apalagi, anggarannya mencapai miliiaran rupiah dengan desain siluet pesut yang berdiri.

"Yang saya tekankan itu soal keterbukaan informasi publik. Masyarakat harus bisa mengakses secara detail, mulai dari rancangan, siapa kontraktor yang mengerjakan, dan informasi lainnya," pungkasnya.

Diketahui, tinggi tugu pesut tersebut mencapai sekitar 8 meter, dengan warna merah terang. Terbuatdari konstruksi baja berlapiskan kabel plastik daur ulang. 

"Rencana Anggaran Biaya (RAB) menjadi sangat penting, untuk melihat apakah biaya yang telah dikucurkan, masuk akal atau tidak. Tapi kalau hanya dengan tugu seperti itu, saya kira berlebihan," kata Purwadi.

Kendati begitu, Purwadi menilai bahwa anggaran Rp 1,1 Milliar tentu bisa menjadi alternatif lain untuk dialokasikan ke pembangunan atau infrastruktur yang lebih bermanfaat.

"Kalau membangun sekolah bisa satu gedung kali ya. Jika anggaran dialokasikan ke yang lain juga bisa lebih bermanfaat," tutup Purwadi.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya