Opini
Pentingnya Beretika di Lingkungan Pekerjaan
Oleh: Nanda Wulansari (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman)
Saat kita berada di satu tempat, tentunya selalu ada aturan atau yang disebut etika yang harus diikuti. Seperti halnya di tempat kerja, tentunya ada etika di lingkungan pekerjaan. Berkomunikasi dan moralitas sendiri berperan dalam membatasi perilaku pribadi agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Individu juga memiliki karakteristik yang beragam, ada yang dapat dengan mudah menyesuaikan diri, namun ada juga yang memiliki kemampuan adaptasi yang buruk, sehingga membutuhkan pendampingan dari aspek lain.
Menurut Djajendra “moralitas di tempat kerja berarti mampu berperilaku dan bermoral sesuai standar etika yang dimiliki perusahaan, serta selalu bertindak melalui integritas pribadi yang tinggi buat menjaga kejujuran yang bermoral di tempat kerja.” Dimanapun kita berada, kita akan selalu menghadapi etika, termasuk di lingkungan pekerjaan, karena etika juga sangat penting dalam dunia kerja, hal ini dikarenakan etika adalah kunci atau pedoman profesionalisme kita.
Etika profesi merupakan aturan normatif yang memuat sekumpulan nilai dan prinsip etika sebagai pedoman bagi karyawan dalam menjalankan tugasnya di dalam perusahaan. Kode etik ini dirumuskan untuk karyawan, oleh karena itu karyawan harus mematuhi kode etik yang berlaku di tempat kerja dan lebih disiplin yang dapat mempermudah pekerjaan sehari-hari.
Suatu organisasi atau perusahaan, bahkan pengusaha di bidang bisnis, pemerintahan, ekonomi, politik, dan lain-lain, mutlak membutuhkan pengetahuan profesional tentang beretika. Apalagi bagi orang-orang yang bekerja di lembaga publik atau di instansi perusahaan. Kita tahu bahwa perusahaan harus mampu membentuk citra positif di mata masyarakat sehingga mampu membentuk opini publik yang baik terhadap organisasi atau perusahaan tersebut. Sebelum perusahaan membentuk citra positif di mata dimasyarakat, maka di dalam lingkungan pekerjaan terlebih dahulu membentuk citra yang positif di dalam perusahaan tersebut antara karyawan dan karyawan dengan atasan.
Etika komunikasi di tempat kerja tidak jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Tentunya karyawan yang harus memperhatikan dengan siapa dia berbicara. Bahasa resmi yang digunakan saat berkomunikasi dengan rekan kerja harus digunakan saat berkomunikasi dengan atasan. Misalnya, ini juga berlaku saat berkomunikasi dengan pelanggan. Sekalipun usia pelanggan tergolong muda, bukan berarti mereka bisa menggunakan bahasa dan bahasa asal, tapi etis, karena bagaimanapun orang itu adalah pelanggan yang harus dilayani.
Moralitas yang harus diperhatikan dalam lingkungan pekerjaan seperti jangan terlalu sering datang terlambat, jangan suka membicarakan kejelekan orang lain, menjaga sikap jangan tertawa dan berbicara terlalu keras, menjaga kebersihan lingkungan pekerjaan dan saling menghargai kepada atasan maupun kepada sesama karyawan. Adapula saat sedang berkomunikasi, kita dapat menerapkan beberapa aturan etika, seperti saling menatap mata saat berbicara, mendengarkan lawan bicara, saling memahami saat berbicara, menghindari mengganggu orang lain, mengingat hak orang lain untuk berbicara, fokus pada masalah dan tidak menyela orang lain saat sedang berbicara.
Beretika dalam berkomunikasi juga sangat penting diterapkan dan dipelajari sejak dini karena dalam kehidupan kita tidak lepas dengan kegiatan berkomunikasi. Dengan menerapkan etika dalam berkomunikasi kita dapat membangun relasi dan hubungan dengan orang lain juga kita dapat dinilai bermoral dilingkungan pekerjaan dan dapat menghindari kesalahpahaman. Komunikasi yang efektif juga akan membuat para karyawan menjadi semakin menghargai perbedaan yang ada, sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman. Karyawan, atasan dan bawahan tergolong orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan sifat.
Tentunya ketika berbicara dengan mereka terdapat perbedaan moral ketika berbicara dengan teman atau kerabat, yaitu menggunakan bahasa yang sopan dan positif. Memilih bahasa yang tidak tepat dan negatif hanya akan menyebabkan kesalahpahaman dengan lawan bicara, yang dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain menjadi tidak baik. Mengingat hubungan yang erat dan harmonis diutamakan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Hubungan yang buruk juga dapat berdampak pada perusahaan dan organisasi. Visi dan misi tidak akan terwujud, yang terjadi adalah perpecahan.
Moralitas harus menjadi perilaku, pilihan hidup, kepribadian dan karakter yang dapat ditampilkan dalam hubungan kerja kantoran sehari-hari. Penerapan dan etika di tempat kerja akan meningkatkan karakter masyarakat, dan memahami apa yang baik dan yang tidak baik dengan semacam wawasan. Etika di tempat kerja mengacu pada penyebutan standar etika dalam bentuk perilaku yang biasanya tidak tertulis, namun merupakan hasil akhir dari pemikiran positif tentang etika kerja perusahaan. Pada saat yang sama, etika mengacu pada pedoman formal yang berfungsi sebagai standar perilaku di tempat kerja. Etika membutuhkan karakter pribadi yang tinggi agar dapat menjalankan etika dan etika dengan sempurna.
Tanpa etika dan moralitas, setiap perilaku kerja bisa jadi tidak jujur untuk kepentingan semua pihak. Maka setiap orang di tempat kerja berlomba-lomba memikirkan kepentingannya sendiri dengan mengabaikan kepentingan visi dan misi perusahaan, maka perusahaan akan menjadi tidak efektif dalam waktu yang singkat, dan kinerja perusahaan lambat laun akan menurun.
Maka mulai sekarang kita harus beretika dimanapun kita berada, dengan siapa kita berkomunikasi, dan bagaimana perilaku kita terhadap orang lain karena dampaknya akan sangat besar bagi diri kita sendiri dan bagaimana orang lain akan memperlakukan kita.(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Related Posts
- Syarat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 49
- Tim Pokja Biro Perekonomian Pemprov Kaltim Masih Verifikasi SMK yang Diusulkan Disdikbud sebagai BLUD
- Kurikulum Double Track Diresmikan, Disdikbud Kaltim Sebut 20 SMA Siap Jadi Sekolah Piloting
- Pembentukan BLUD di SMK Sedang Diproses, Harus Ada Keterlibatan Perusahaan dan Industri
- Hadapi Persaingan di IKN, DPRD PPU Dorong Generasi Muda Tingkatkan Kompetensi