Nasional

Petani Menua, Anak Muda Lawan Krisis Pangan Lewat Inovasi Biostimulan Rumput Laut Hingga Pupuk Maggot

Kaltim Today
10 November 2025 09:55
Petani Menua, Anak Muda Lawan Krisis Pangan Lewat Inovasi Biostimulan Rumput Laut Hingga Pupuk Maggot
Inovator muda dari seluruh Indonesia berkumpul di Youth Innovation Challenge 2025 untuk mempresentasikan inovasi berdampak untuk mempercepat transformasi sistem agripangan nasional pada Sabtu (08/11) di Jakarta.

JAKARTA, Kaltimtoday.co - Inovator muda dari seluruh Indonesia berkumpul di Youth Innovation Challenge 2025 di Jakarta untuk mempresentasikan inovasi berdampak. Tujuannya adalah mempercepat transformasi sistem agripangan nasional.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Pijar Foundation, dan World Food Forum Indonesia.

Total 12 start-up tahap awal dan enam naskah kebijakan terpilih dari lebih dari 230 proposal dengan tema “Ekonomi Sirkular untuk Masa Depan Berkelanjutan”.

Inovasi ini lahir di tengah tantangan serius di sektor pertanian. Data BPS 2023 menunjukkan 80% petani Indonesia telah berusia 40 tahun ke atas. Sementara, separuh dari pengangguran di Indonesia adalah anak muda berusia 15-29 tahun.

Perwakilan FAO di Indonesia, Rajendra Aryal, mengatakan Youth Innovation Challenge diciptakan untuk menjembatani kesenjangan ini. Program ini membantu mengubah ide-ide tahap awal menjadi solusi yang dapat diterapkan.

Esa Sukmawijaya, Asisten Deputi Pengembangan Kepemudaan Global Kemenpora, menyebut berbagai inovasi ini membuktikan anak muda Indonesia mampu menjawab tantangan global dengan solusi lokal yang cerdas. 

Dalam kategori seed start-up, pemenang meliputi IJO dengan inovasi biostimulan berbasis rumput laut untuk tanaman padi. Ada juga BECAK BABEL yang mengkombinasikan limbah pembakaran batu bara PLTU dengan sisa makanan untuk memproduksi pupuk organik dan budidaya maggot.

Di kategori pre-seed start-up, pemenang meliputi MySalak yang menghadirkan solusi berbasis IoT dan AI untuk pengendalian hama lalat buah, dan Dyenco yang mengolah limbah kulit kakao menjadi produk bernilai tinggi.

Sementara itu, dalam kompetisi naskah kebijakan, pemenang meliputi Rifaldi Majid yang mendesain model pembiayaan inklusif berkelanjutan berbasis wakaf untuk petani, serta Husein Muhammad yang mengajukan circular food governance melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Para inovator muda ini juga diberikan bimbingan, pelatihan, dan peluang jejaring dengan pakar industri dan investor. Aspirasi mereka disuarakan langsung kepada perwakilan pemerintah dari Kemenko Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, dan Bappenas melalui dialog kebijakan.

[TOS]



Berita Lainnya