Advertorial

Pilkada dengan Satu Paslon, KPU Samarinda: Tidak Boleh Jadi Alasan Biarkan Partisipasi Pemilih Rendah

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 10 November 2024 22:53
Pilkada dengan Satu Paslon, KPU Samarinda: Tidak Boleh Jadi Alasan Biarkan Partisipasi Pemilih Rendah
Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat. (Dok/Kaltimtoday.co)

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Pilkada Kota Samarinda 2024 menjadi sorotan bukan hanya karena pentingnya memilih pemimpin masa depan, tetapi juga karena situasi unik yang dihadapi: hanya ada satu pasangan calon (Paslon), Andi Harun dan Saefuddin Zuhri. Dalam kondisi ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda dihadapkan pada tantangan besar, yaitu bagaimana tetap memotivasi masyarakat untuk hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November mendatang.

Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat, mengungkapkan bahwa meskipun calon tunggal memiliki daya tarik tersendiri, fenomena ini juga menimbulkan potensi rendahnya minat masyarakat untuk berpartisipasi.

“Pilkada dengan calon tunggal seringkali menimbulkan kesan kurang kompetitif, dan ini menjadi tantangan bagi kami untuk memastikan antusiasme pemilih tetap tinggi,” ujar Firman, Sabtu malam (9/11/2024).

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, KPU Samarinda menggelar serangkaian debat publik, salah satunya debat kedua yang berlangsung di Hotel Mercure Samarinda, Sabtu malam. Firman menilai, debat ini bukan hanya ajang paparan program, tetapi juga strategi penting untuk mendekatkan pasangan calon dengan masyarakat.

“Melalui debat ini, kami ingin masyarakat memahami visi dan program yang diusung oleh paslon tunggal, sehingga mereka merasa terdorong untuk menggunakan hak pilihnya,” jelasnya.

Debat kali ini dirancang lebih dinamis, melibatkan pertanyaan dari masyarakat yang sebelumnya telah dikurasi oleh tim panelis. Firman berharap format ini memberikan nuansa baru dan relevansi yang lebih tinggi bagi masyarakat.

Tantangan besar lain adalah mencapai target partisipasi pemilih hingga 78 persen, angka yang cukup ambisius mengingat pada Pilkada 2020, partisipasi hanya mencapai 52 persen. Untuk itu, KPU Samarinda menggandeng berbagai pihak, seperti Bawaslu dan pemerintah daerah, untuk memaksimalkan sosialisasi dan edukasi pemilih.

“Kami berupaya keras agar Pilkada Samarinda tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga menjadi contoh baik bagi daerah lain. Sebagai ibu kota Kaltim, Samarinda harus menunjukkan demokrasi yang berkualitas,” tambah Firman.

Firman juga menyoroti tantangan lain yang dihadapi Samarinda, seperti isu sosial, budaya, dan tata kelola pemukiman. Menurutnya, masalah ini tidak kalah penting dibandingkan dengan dinamika pemilu. Oleh karena itu, debat publik diharapkan menjadi forum untuk memberikan jawaban konkret atas kebutuhan masyarakat.

“Banyak isu yang perlu diselesaikan di Samarinda, mulai dari perlindungan perempuan dan anak hingga penataan pemukiman. Kami ingin debat ini menjadi langkah awal solusi atas permasalahan tersebut,” jelasnya.

Firman optimistis bahwa Pilkada dengan satu Paslon tetap bisa menjadi ajang demokrasi yang berkualitas jika dikelola dengan baik. KPU Samarinda, katanya, berkomitmen memastikan bahwa setiap pemilih merasa suaranya penting dalam menentukan arah pembangunan kota.

“Calon tunggal bukan alasan untuk rendahnya partisipasi. Justru ini adalah momen untuk menunjukkan bahwa demokrasi di Samarinda tetap hidup dan partisipatif,” tutup Firman.

[TOS | ADV KPU SAMARINDA]



Berita Lainnya