Nasional
Polusi Udara Jakarta Memburuk Pasca-PPKM: Solusi Kendaraan Listrik Dikaji oleh Peneliti
Kaltimtoday.co - Dampak polusi udara di Ibu Kota Jakarta semakin memburuk seiring dengan normalnya aktivitas di DKI Jakarta setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dibuka sepenuhnya.
Dalam situasi ini, para peneliti dari Alpha Research dan Datacenter mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan terkait sumber polusi dan solusi yang dapat diambil.
Menurut hasil penelitian, polusi udara di Jakarta sebagian besar berasal dari kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan solar, yang berkontribusi sebesar 57% dari total polusi udara. Meskipun penelitian ini belum dapat membedakan proporsi antara kendaraan yang beroperasi di jalan raya dan emisi off-road seperti kendaraan logistik, temuan ini tetap memberikan pandangan awal mengenai sumber utama polusi udara di kota ini.
Sumber polusi lainnya yang berasal dari non-kendaraan memberikan kontribusi antara 17% hingga 46% dari total polusi udara. Ini termasuk kontribusi dari aktivitas seperti pembakaran terbuka, kegiatan konstruksi yang bukan termasuk pembakaran, serta debu jalan. Selain itu, sumber alam seperti tanah dan garam laut juga turut berkontribusi terhadap tingkat polusi udara.
Di Indonesia, sektor transportasi memainkan peran signifikan dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca. Pada 2020, sektor transportasi di Indonesia menghasilkan emisi sekitar 280 juta ton CO2e. Dalam upaya mengkaji dampak ini, perbandingan antara kendaraan listrik dan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) menjadi sorotan utama.
Dilansir dari Suara.com, Ferdy Hasiman selaku peneliti dari Alpha Research dan Datacenter, mengilustrasikan perbandingan emisi antara kedua jenis kendaraan tersebut. Menurutnya, 1 liter BBM menghasilkan 2,4 kg CO2e sementara 1,2 kWh listrik menghasilkan 1,3 kg CO2e. Dengan perbedaan yang cukup signifikan ini, Ferdy menyoroti pentingnya peralihan kendaraan dari BBM ke listrik.
Ferdy mengusulkan bahwa kendaraan listrik dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Ia menyatakan bahwa tren global menuju kendaraan listrik memiliki dasar yang kuat, terutama karena dunia saat ini tengah berfokus pada kampanye transisi energi untuk mengurangi dampak lingkungan.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan China telah memulai langkah-langkah transisi ini dengan meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil dan beralih ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
Ferdy menambahkan bahwa penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi hampir 50% emisi karbon. Jika tidak berbuat sesuatu untuk kedepannya, diperkirakan emisi CO2e di sektor transportasi akan mencapai 860 juta ton per tahun pada 2060. Oleh karena itu, peralihan kendaraan dari BBM ke listrik menjadi solusi penting dalam mengurangi dampak polusi dan menghadapi perubahan energi yang lebih bersih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Peningkatan Penyakit TB di Indonesia, Berikut Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya!
- Dukung Program Kesehatan Nasional, Ini 5 Kontribusi PAFI dalam Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Kabupaten Buru
- Kaltim Masuk 3 Besar! Inilah 10 Provinsi dengan Rata-Rata Pendapatan Freelance Tertinggi Tahun 2024
- Miris! Kaltim Peringkat 2 dari 38 Provinsi dengan Angka Depresi Tertinggi Se-Indonesia
- From Aru to Colombia: Indigenous Peoples Demand Recognition for Their Role in Protecting Nature