Daerah

Prestasi di Fornas, Laga Warisan Kukar Perkuat Oltrad dengan Sentuhan Budaya dan Fasilitas Latihan

Kaltim Today
14 Agustus 2025 20:39
Prestasi di Fornas, Laga Warisan Kukar Perkuat Oltrad dengan Sentuhan Budaya dan Fasilitas Latihan
Laga Warisan Kukar tampilkan olahraga tradisional. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Laga Warisan Kukar kembali hadir di halaman parkir Stadion Rondong Demang pada 12–13 Agustus 2025 lalu, menghadirkan tiga cabang olahraga tradisional, yakni gasing, sumpit, dan ketapel. Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi komunitas olahraga tradisional (Oltrad) sekaligus wadah pembibitan atlet di Kutai Kartanegara (Kukar).

Tahun ini, semangat peserta semakin tinggi setelah atlet Kukar sukses membawa pulang medali emas pada Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII di Nusa Tenggara Barat, khususnya di cabang lomba ketapel. Keberhasilan tersebut dinilai menjadi bukti bahwa Oltrad memiliki potensi prestasi di level nasional jika dikelola secara konsisten. 

Pengamat pariwisata dan ekonomi kreatif, Darmayani HS, menilai Oltrad Kukar akan semakin kuat jika dibalut dengan sentuhan budaya daerah. 

“Gasing Kukar sudah terdaftar di Kekayaan Intelektual Kemendikbud. Akan lebih kuat kalau penampil mengenakan busana atau ornamen daerah, sehingga identitas lokalnya lebih terasa,” ujar Darmayani, Rabu (13/8/2025).

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang juga Dapil Kaltim, menegaskan perlunya dukungan fasilitas untuk menjaga dan mengembangkan Oltrad di Kukar. Mulai dari pengadaan sumpit, gasing, hingga arena latihan yang layak. 

“Prestasi tidak mungkin datang begitu saja, perlu kompetisi dan fasilitas yang memadai untuk berlatih,” kata Hetifah.

Bagi para pegiat Oltrad, Laga Warisan Kukar tak hanya soal menang atau kalah. Acara ini menjadi kesempatan untuk bertukar pengetahuan, melatih teknik, hingga merekrut anggota baru. 

“Tadi kami lihat ada anak SD yang mahir memutar gasing. Ini tanda regenerasi pegiat Oltrad berjalan,” tambah Hetifah.

Asisten Deputi Olahraga Masyarakat Kemenpora, M Sobihan, juga menilai kehadiran anak-anak dan remaja di ajang ini adalah modal besar untuk pelestarian. 

“Kalau sejak kecil mereka sudah kenal gasing, sumpit, dan ketapel, maka tradisi ini tidak akan hilang,” tegasnya.

[RWT]



Berita Lainnya