Nasional

Pro Kontra RUU Kesehatan, Asclepio Buka Ruang Diskusi bersama Menteri Kesehatan

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 04 Mei 2023 08:18
Pro Kontra RUU Kesehatan, Asclepio Buka Ruang Diskusi bersama Menteri Kesehatan
Asclepio menjadi wadah diskusi terkait pro dan kontra RUU Kesehatan. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Menanggapi pro dan kontra RUU Kesehatan, Asclepio Edukasi Medika membuka ruang diskusi secara daring dengan menghadirkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Asclepio merupakan sebuah platform bimbingan belajar kedokteran yang berdiri pada 2018. Platform ini berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia. 

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin didapuk sebagai Keynote speaker, drg. Arianti Anaya, MKM (Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI) sebagai narasumber, dan dr. Alvin Saputra sebagai moderator.

Dalam diskusi tersebut, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, drg. Arianti Anaya menjelaskan bahwa  perlu adanya perubahan pada pasal-pasal RUU Kesehatan yang tidak relevan.

"Upaya transformasi kesehatan di Indonesia perlu penyelarasan dengan melakukan beberapa perubahan pada pasal-pasal dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan yang dianggap sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan yang ada," seperti yang disiarkan di YouTube Asclepio Masterclass (30/4/2023).

Sementara Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa, pandemi membuat sistem kesehatan negara di dunia perlu perbaikan dan transformasi.

"Setelah pandemi, seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, merasa bahwa sistem kesehatan nasionalnya tidak siap dan perlu diperbaiki. Karena itu, terjadilah transformasi hingga perubahan RUU Kesehatan ini," ungkapnya.

Dalam hal ini, Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia melalui enam pilar transformasi.

Enam pilar tersebut adalah transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

Di tengah diskusi, Budi menyayangkan perihal 2-5 program saja yang menjadi kontroversi dan ramai dibicarakan di whatsapp grup kedokteran. Padahal, Budi meyakini masih banyak program-program dari enam pilar tersebut yang sangat penting dan bagus untuk sistem kesehatan nasional di Indonesia.

"Yang ramai dibicarakan program SCR, SIP, Pendidikan Kedokteran, tetapi ada 90 - 100 progran lain yang kurang dibicarakan," ujar Budi.

"Program layanan primer itu menurut saya sangat penting, tapi itu tidak keluar di wa group. Fokus utama dari pemerintah, RUU Kesehatan ini dapat melindungi masyarakat dengan cepat sekarang dan masa depan," tambahnya.

RUU Kesehatan akan fokus meningkatkan produksi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang berkualitas. Substansi dalam RUU yang juga dibahas yaitu meningkatkan ketersediaan dokter spesialis, dan menyederhanakan proses birokrasi penerbitan STR dan SIP. 

Diskusi terbuka kali ini juga menghadirkan beberapa penanggap diskusi yang merupakan perwakilan tenaga kesehatan dan tenaga medis di seluruh Indonesia, yaitu dr. Mahathir Muhammad selaku mantan Ketua BEM FK Unsyiah tahun 2016, dr. Stephen Marciano, CTA, CTT sebagai Philippines Pediatric Graduated, dr. Amira, Sp.OG, M.Ked.Klin selaku dokter spesialis Obgyn RSUD Fakfak Papua Barat dan penerima beasiswa Kemenkes, Nico Gamalliel selaku dokter muda dan pegiat kebijakan kesehatan, drg. Mirza Mangku Anom selaku alumni spesialis Konservasi Gigi FKG UGM, dan dr. Eghar Anugrapaksi mewakili Koalisi Internsip Adil untuk Semua (KOALA).

Terlebih, founder Asclepio Edukasi Medika dr. Alvin Saputra yang juga selaku moderator berharap, dengan dilakukannya dikusi terbuka ini dapat menjadi wadah untuk penyampaian saran dan masukan konstruktif dari para tenaga kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kesejahteraan tenaga medis di Indonesia.

[RWT]



Berita Lainnya