Samarinda

Samarinda Ulu Dorong Gerakan Kolektif Pengelolaan Sampah, Kampung Salai Jadi Percontohan Kota

Kaltim Today
15 Oktober 2025 20:13
Samarinda Ulu Dorong Gerakan Kolektif Pengelolaan Sampah, Kampung Salai Jadi Percontohan Kota
Sejumlah olahan sampah menjadi barang bernilai yang ada di Kampung Salai di RT 22 Kelurahan Jawa Kecamatan Samarinda Ulu. (Nindi/Kaltimtoday.co)

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Pengelolaan sampah di Kecamatan Samarinda Ulu kini bertransformasi menjadi gerakan kolektif warga. Inisiatif ini tumbuh dari kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga secara mandiri tanpa sepenuhnya bergantung pada petugas kebersihan.

Kasi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kecamatan Samarinda Ulu, Nana, menjelaskan bahwa pihaknya terus menggencarkan sosialisasi hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT) agar masyarakat terbiasa memilah sampah sejak dari rumah. Langkah tersebut dianggap menjadi kunci agar pengelolaan tidak berhenti di Tempat Penampungan Sementara (TPS), tetapi dimulai dari sumbernya.

“Setiap kelurahan sudah memiliki bank sampah, dan ke depan kami ingin memperluas hingga tingkat RT. Targetnya, satu bank sampah bisa melayani tiga RT agar sistem ini lebih efektif dan berkelanjutan,” ujar Nana.

Selain memperkuat sistem bank sampah, kecamatan juga memperketat pengawasan di TPS. Warga diminta disiplin membuang sampah hanya pada waktu yang ditentukan, yakni pukul 18.00 hingga 06.00 pagi, guna menjaga kebersihan dan menghindari bau tak sedap di siang hari.

Tidak berhenti di pengumpulan, sejumlah warga juga mulai mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi. Di Kampung Salai RT 22, Kelurahan Jawa, masyarakat berhasil memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi berbagai kerajinan seperti tas, vas bunga, dan piring berbahan bekas. Bahkan, minyak jelantah diolah kembali agar tidak mencemari lingkungan.

“Kalau masyarakat sudah menyadari bahwa sampah bisa bernilai, maka budaya peduli lingkungan akan tumbuh dengan sendirinya,” tambah Nana.

Camat Samarinda Ulu, Sujono, mengatakan bahwa Kelurahan Jawa RT 22 melalui program Kampung Salai Bersinar kini menjadi wakil kecamatan dalam lomba pengelolaan lingkungan tingkat Kota Samarinda. Ia menilai, inisiatif warga sejalan dengan kebijakan Wali Kota yang menargetkan 50 persen timbunan sampah dapat didaur ulang.

“Warga Kampung Salai sudah mempraktikkan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah menjadi kompos dan eco enzyme, sementara anorganik dijadikan kerajinan atau dijual melalui bank sampah,” ujarnya.

Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Kecamatan Samarinda Ulu berupaya menumbuhkan kesadaran bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab bersama. Inisiatif ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah sekaligus menciptakan nilai ekonomi baru dari hasil daur ulang warga.

“Kami mulai dengan tiga RT satu bank sampah, dan kini berkembang menjadi Kampung Salai sebagai model pengelolaan lingkungan mandiri,” pungkas Sujono.

[NKH]



Berita Lainnya