Kukar
Seni Tarung Tradisi Pertama Kali di Tenggarong, 52 Peserta Rebutkan Dua Sabuk Emas
Kaltimtoday.co, Tenggarong — Pertama kalinya dilakukan seni tarung tradisi di Kutai Kartanegara (Kukar) yang digelar oleh Arkan Fight Championship di kawasan Central Business Distrik (CBD) Tenggarong pada Rabu (5/1/2022).
Kejuaraan yang mempertandingkan cabor Asosiasi Seni Tarung Tradisi (Asta) Indonesia terbagi menjadi dua kategori yakni amatir dan profesional. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari, 5,6 dan 8 Januari 2022.
Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kukar, Fida Hurasani membuka pertandingan yang ditandai pemukulan gong.
Afe sapaan Fida Hurasani mengatakan, pertandingan ini salah satu untuk mempersiapkan kejuaran pada Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) di Palembang pada bulan Juli 2022 mendatang.
Dia pun baru pertama kali menyaksikan kejuaran ini lantaran baru pertama kali diadakan di Tenggarong. Olahraga ini didesain dengan aturan-aturan yang menonjolkan seni tarung Indonesia.
Bupati Kukar kata Afe, sangat mendukung sekali bahkan diminta dapat mendongkrak sektor-sektor lainnya.
"Terutama sektor ekonomi, di event-event seperti ini pasti adalah penyangganya muncul, seperti umkm dan petarung yang datang dari luar pasti mengisi penginapan kita. Semua sektor harus terdampak dan dukungan pak bupati luar biasa," ungkapnya.
Sementara Ketua Harian PB Asta Indonesia, Rony Abdurahman menuturkan, total peserta yang mengikuti kejuaraan sebanyak 52 orang, baik itu amatir dan profesional. Peserta dari Kukar sendiri, satu yang profesional dan amatir nya sebanyak 18 orang. Sisanya dari berbagai daerah di Kaltim bahkan luar daerah seperti dari Banten, Kaltara dan Bali.
Adapun kelas dipertandingkan terdiri kelas putra dengan nomor tanding 45,48,51,52,56,70,77,90 dan 93 kilogram. Sedangkan kelas putri nomor 70.
"Pertandingan ini memperebutkan sabuk emas Alif Turiadi dan sabuk Arkan Fight Championship," ujarnya.
Dia menjelaskan, pertarungan ini merupakan gabungan seluruh seni bela diri sehingga memiliki nilai tradisi. Masyarakat nusantara itu kesatria, tidak mungkin orang terjatuh di pukuli. Jadi boleh, pukul, tendang antar kaki dan dibagian pinggang, hantaman lutut, dan kuncian.
Pertandingan amatir terdiri tiga ronde dengan waktu tiga menit di setiap rondenya. Sedangkan profesional ada lima ronde dan masing-masing ronde durasinya lima menit.
Dia menerangkan, sistem penilaiannya baik itu pukulan, bantingan, kuncian nilainya satu. Maka perhitungan menjadi objektif tanpa ada kecurangan di dalamnya.
"Pertandingan final, peserta tak lagi menggunakan pengaman seperti body protector dan pelindung kepala namun tetap menggunakan sarung tangan tinju," tutupnya.
[SUP | NON]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Tinjau Pertanian di Desa Sidomulyo, Irwan Bakal Realisasikan Perbaikan Jalan Usaha Tani
- Desa Mulawarman Kukar Kini Punya Sirkuit Grasstrack Motocross Berstandar Nasional
- Punya Lumbung Pangan, Bupati Kukar Harap Kades Giri Agung Belajar ke Desa Loa Sumber
- Ketua IDI Kukar Sebut Pembangunan IKN Bawa 4 Keuntungan di Bidang Kesehatan
- Selama Sepekan Tak Menemukan Hasil, Proses Pencarian Korban Diduga Diterkam Buaya Dihentikan