Daerah

Sikapi Kemunduran Demokrasi, WALHI Serukan Prinsip Pilah, Pilih, dan Pulih dalam Menentukan Calon Pemimpin di Pemilu 2024

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 06 Februari 2024 16:43
Sikapi Kemunduran Demokrasi, WALHI Serukan Prinsip Pilah, Pilih, dan Pulih dalam Menentukan Calon Pemimpin di Pemilu 2024
Suasana konferensi pers WALHI Kaltim, serukan prinsip Pilah, Pilih dan Pulih. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) suarakan prinsip Pilah, Pilih, Pulih dalam menyikapi dinamika situasi politik pada pelaksanaan Pemilu 2024.

Seruan tersebut secara lantang digaungkan, melihat adanya kemunduran demokrasi, penyempitan ruang-ruang sipil, pembangkangan konstitusi dan pelanggengan praktik pengerukan sumber daya alam secara ugal-ugalan yang terjadi di Indonesia.

"Kami mengajak masyarakat untuk mengamalkan prinsip Pilah Pilih Pulih, terhadap pemilihan presiden, wakil presiden dan anggota legislatif," papar Direktur Eksekutif WALHI Kaltim Fathur Roziqin Fen pada Selasa (06/02/2024) di t-co Coffee di Jalan Banggeris, Samarinda.

Fathur menjelaskan, salah satu misi WALHI adalah mendorong demokratisasi pengelolaan sumber daya alam. Sehingga, Pemilu 2024 menjadi titik balik serta momentum kecerdasan bagi para pemilih, utamanya dalam memulihkan Indonesia untuk keselamatan bagi masyarakat.

Dalam hal ini, WALHI membeberkan empat poin yang dinilai sebagai fenomena pembangkangan konstitusi RI UUD 1945, yang dilakukan oleh pejabat negara. 

Pertama, menghasilkan produk perundang-undangan yang bertentangan dengan UUD 1945 seperti revisi UU KPK, UU Cipta Kerja, hingga UU IKN. Kedua, adanya peningkatan kekerasan dan kriminalisasi terhadap rakyat yang berjuang atas lingkungan yang baik dan sehat.

Kemudian, adanya pembungkaman ruang partisipasi rakyat, serta mengutamakan pendekatan militerisasi dalam konflik sumber daya alam.

"Sesuai catatan WALHI sepanjang (2014-2023), setidaknya ada 827 orang yang menjadi korban kekerasan dan kriminalisasi saat memperjuangkan haknya atas lingkungan," ucapnya.

Lebih lanjut, prinsip Pilah yang dimaksud adalah memilah berdasarkan rekam jejak kejahatan konstitusi, HAM, lingkungan, serta pelanggaran etik. Selain itu, mencermati visi-misi program kandidat, hingga menelusuri lebih dalam terkait kepentingan aktor-aktor pendukung di balik setiap kandidat.

"Prinsip kedua yaitu Pilih dan Pulih. Masyarakat tidak terjebak pada janji atau gimmick politik, berkomitmen memilih kader politik hijau yang mengusung platform politik keadilan ekologi, hingga mengawal agenda perwujudan memulihkan Indonesia," jelasnya.

Fathur juga berpesan kepada pemilih muda yang nantinya akan menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024. 

"Jika dikatakan gen z dan milenial menjadi pemilih yang mendominasi, justru mereka harus melek dan paham situasi sekarang, serta kritis dalam memilih pemimpin yang baik untuk pemulihan Indonesia kedepannya," tutupnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya