Kaltimtoday.co, Samarinda - Salah satu tokoh di Kaltim, Sultan Aji Muhammad Idris, bakal menerima gelar pahlawan nasional dari Presiden Jokowi. Gelar pahlawan nasional rencananya akan disahkan pada 10 November mendatang.

Gelar pahlawan tidak hanya diberikan ke Sultan Aji Muhammad Idris. Ada tiga tokoh lain yang juga akan diberi gelar pahlawan nasional tahun ini, yakni Tombolotutu dari Sulawesi Tengah (Sulteng), Haji Usmar Ismail tokoh dari DKI Jakarta, Raden Arya Wangsa Kara dari Banten.

Keempat tokoh tersebut dipilih karena memenuhi syarat, seperti pernah berjuang hingga banyak melahirkan manfaat bagi kemajuan negara. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Katanya juga, kali ini Jokowi akan memutuskan empat tokoh tersebut lantaran untuk pemerataan kedaerahan.

"Sampai dengan hari ini Sulawesi Tengah, belum mempunyai pahlawan nasional, kemudian Kalimantan Timur, Kalimantan Utara kita kesampingkan dulu karena baru merdeka sehingga pahlawannya belum bisa diindetifikasi tapi yang Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur ini adalah provinsi yang ada sejak awal Indonesia merdeka," katanya, Kamis (28/10/2021) dilansir dari Suara.com-Jaringan Kaltimtoday.co.

Penetapan gelar pahlawan nasional itu sudah sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 109/TK/2021 tentang penganugerahan pahlawan nasional.

Daftar keempat tokoh itu nantinya akan diserahkan kepada pihak Istana. Setelah itu, gelar pahlawan nasional akan dianugerahkan secara resmi kepada keluarga empat tokoh tersebut di Istana Bogor.

"Kalau tidak berubah, persis pada Hari Pahlawan 10 November 2021," ucapnya.

Sultan Aji Muhammad Idris, merupakan sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang memerintah mulai tahun 1735 hingga tahun 1778. Ia merupakan sultan pertama yang menggunakan nama Islam, semenjak masuknya agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada abad ke-17.

Dia menikah dua kali dan mempunyai 12 orang putra putri. Istri dari pernikahan pertamanya ialah Andi Rianjeng atau Andin Duyah gelar I Doya Aji Putri Agung Putri. Lalu, istri dari pernikahan kedua ialah Dayang Sungka Binti Tan Panjang Bin Adipati Maharaja Marga Nata Kusuma.

Dia merupakan cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng. Dirinya pernah berangkat ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk turut bertempur melawan VOC bersama rakyat Bugis.

[TOS | SR]