Advertorial

Upaya Normalisasi Sungai, DPRD Samarinda Usul Pembangunan Pintu Air untuk Cegah Banjir

Kaltim Today
11 Juni 2025 09:15
Upaya Normalisasi Sungai, DPRD Samarinda Usul Pembangunan Pintu Air untuk Cegah Banjir
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Yusrul Hana. (Nindi/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Solusi jangka panjang untuk penanganan persoalan banjir terus menjadi perhatian serius jajaran pemkot dan DPRD Samarinda.

Salah satu langkah strategis yang kini tengah didorong adalah program normalisasi Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus, disertai pembangunan pintu air yang dirancang sebagai sistem pengendalian banjir permanen.

Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Yusrul Hana, menilai bahwa tingginya frekuensi banjir akhir-akhir ini mengindikasikan perlunya penanganan yang sistematis, terukur, dan berkelanjutan. 

Dalam rapat dengar pendapat antara DPRD dan Pemkot Samarinda, salah satu fokus pembahasan adalah rencana pembangunan pintu air di kawasan Sungai Karang Mumus. 

“Memang ada dorongan kuat untuk melakukan normalisasi Sungai Karang Mumus dan Sungai Mahakam. Dalam agenda hari ini, DPRD mengetahui bahwa Pemkot Samarinda telah menyusun rencana jangka panjang untuk mengusulkan pembangunan pintu air,” jelasnya pada Sabtu (7/6/2025).

Adapun, pembangunan pintu air tersebut diproyeksikan menelan biaya yang cukup besar. Kisarannya, antara Rp600 hingga Rp700 miliar. Mengingat besarnya anggaran yang dibutuhkan, Pemkot Samarinda berencana untuk tidak sepenuhnya mengandalkan dana dari APBD. 

Sebagai alternatif, Pemkot telah mengajukan permohonan dukungan pembiayaan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Usulan ini diarahkan ke pemerintah pusat, bukan didanai oleh daerah,” jelas Yusrul.

Lebih lanjut, Yusrul membeberkan bahwa usulan pintu air yang akan dibuat juga mengadopsi model yang telah berhasil diterapkan di kawasan Pantai Indah Kapuk Jakarta.

Singkatnya, pintu air akan otomatis mencegah air masuk ke wilayah daratan saat kondisi pasang. Namun, di saat yang bersamaan sistem ini juga tidak akan memengaruhi air yang masih perlu dialirkan keluar.

“Prinsip inilah yang ingin diterapkan di Samarinda, agar banjir akibat intrusi air Sungai Mahakam bisa dicegah, sementara air hujan tetap dapat dialirkan keluar kota,” tutupnya.

[NKH | ADV DPRD SAMARINDA]



Berita Lainnya