Advertorial

Wagub Seno Aji Ingin EBIFF Tumbuh Selevel Festival Dunia, Target 10 Negara Tahun Depan

Kaltim Today
29 Juli 2025 09:55
Wagub Seno Aji Ingin EBIFF Tumbuh Selevel Festival Dunia, Target 10 Negara Tahun Depan
Penampilan tari jepen bersama oleh seluruh delegasi di Closing Ceremony EBIFF 2025. (Nindi/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Gelaran East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 resmi ditutup meriah pada Senin malam (28/7/2025) di Gelora Kadrie Oening, Samarinda. Sebanyak enam negara dan lima provinsi Indonesia ikut ambil bagian dalam festival budaya ini, menjadikannya salah satu agenda budaya terbesar di kawasan timur Indonesia.

Tahun ini, festival tersebut mengusung tema Symphony of the World in East Borneo. Ribuan penonton yang memadati stadion disuguhkan pertunjukan seni budaya yang kaya warna dari Rumania, Korea Selatan, Polandia, India, Rusia, dan Indonesia. Tari Runtik Bulau menjadi pembuka, diikuti kaleidoskop visual perjalanan festival, dan puncaknya adalah penampilan kolaboratif dari delegasi enam negara.

Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menilai EBIFF bukan hanya sekadar festival pertunjukan, tetapi sarana strategis memperkenalkan Kaltim ke dunia melalui jalur budaya. Ia juga mengungkapkan antusiasme para peserta yang sangat tinggi.

“Ini saya pikir posisi yang sangat bagus untuk Kalimantan Timur ke depan. Tahun ini kita diikuti oleh lima negara dan semua partisipan sangat berenergi dan sangat antusias. Mereka merasa senang ada di Kalimantan Timur,” ujarnya kepada awak media usai acara.

Tak ketinggalan, Seno turut menyampaikan apresiasi kepada International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF) Indonesia yang telah mendatangkan delegasi internasional dan berharap skala festival ini terus berkembang. 

“Mudah-mudahan tahun depan EBIFF ini bisa menjadi lebih besar lagi. Harapan kita ada 10 partisipan negara hadir dan bisa menyaingi Jember yang sudah terkenal lebih dahulu,” katanya.

Tak hanya menampilkan budaya dunia, festival ini juga menyuarakan semangat pelestarian budaya lokal. Seno menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan sebagai strategi menghadapi arus globalisasi.

“Strateginya tentu saja kita memberikan edukasi kepada masyarakat. Mereka berlatih bersama sanggar-sanggar budaya. Dan kita tampilkan di setiap acara supaya mereka lebih semangat dalam berlatih,” jelasnya.

Ia menambahkan, tanpa ruang pentas, semangat berkesenian masyarakat bisa memudar.

Dibanding tahun sebelumnya, EBIFF 2025 hadir dengan peningkatan signifikan dalam hal konsep, partisipasi, hingga keterlibatan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif lokal. Kegiatan seperti parade budaya, bazar, kunjungan ke sekolah, hingga pertunjukan di Temindung Creative Hub menjadi bagian dari rangkaian festival.

Sebagai penutup, 92 penari tampil membawakan Tari Jepen secara kolosal di panggung utama. Tarian ini menjadi simbol semangat kebersamaan dan optimisme Kalimantan Timur sebagai pusat budaya yang inklusif dan progresif.

[NKH | ADV DISKOMINFO KALTIM]



Berita Lainnya