Samarinda

Wali Kota Samarinda Pastikan Penyebab Gas Elpiji 3 Kg Langka Bukan karena Ditimbun

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 15 Juni 2023 06:33
Wali Kota Samarinda Pastikan Penyebab Gas Elpiji 3 Kg Langka Bukan karena Ditimbun
Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Wali Kota Samarinda, Andi Harun menindaklanjuti soal langkanya gas elpiji 3 kg, yang ramai diperbincangkan dalam sepekan terakhir, Rabu (14/6/2023). 

Dia menegaskan, Pemerintah Kota Samarinda sudah melakukan komunikasi dengan pertamina, hingga mengkoordinasikan permasalahan tersebut ke tingkat pusat.

"Dari Senin kemarin, kami sudah sampaikan ke pusat. Kami juga berkomunikasi secara intensif kepada Pertamina, agar masalah cepat selesai," ujarnya.

Kelangkaan gas melon 3 kg ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi inflasi, sehingga berdampak buruk bagi perekonomian di masyarakat. 

"Ini masalah nasional, kita semua wajib untuk melakukan langkah ke depan, agar keadaannya bisa minimal, terutama dalam pengendalian inflasi," jelasnya. 

Andi Harun pun menampik adanya dugaan oknum yang melakukan penimbunan. Ia lebih percaya ada variabel lain yang mengakibatkan kelangkaan itu terjadi.

"Tidak ada yang menimbun, ini masalah nasional. Bisa saja soal transportasi, dan lain sebagainya," ujarnya.

Andi Harun menjelaskan, hanya Pertamina yang memiliki kewenangan pendistribusian gas elpiji. Pemkot hanya bisa mengimbau agar masalah gas elpiji, tidak berlarut-larut.

"Pertamina punya peraturan sendiri, kami hanya bisa mengimbau. Kalau untuk kuotanya tidak ada pengurangan. Kami tidak bisa menghalangi orang luar seperti Bontang, Kukar, beli gas elpiji di Samarinda, karena kita kota terbuka," tuturnya.

Andi Harun berpesan kepada Hiswana Migas, agar bisa secepatnya mengatasi kelangkaan gas elpiji di Samarinda. Ia menyoroti dampak yang cukup signifikan terhadap kegiatan ekonomi menengah ke bawah.

“Saya berharap, Hiswana Migas bisa mengatasi permasalahan ini, karena akan berdampak dengan lancarnya perekonomian masyarakat, terutama untuk kegiatan ekonomi menengah ke bawah," pungkasnya.

Dia juga meminta kepada media, agar tidak membuat pemberitaan yang bisa menyebabkan kepanikan di masyarakat. Sebab bisa menyebabkan panic buying.

"Kami juga mohon kepada teman-teman pers, beritanya jangan bikin kepanikan di masyarakat. Seolah-olah akan habis, nanti akan terjadi panic buying. Dosa loh, kalau sampai buat kepanikan seperti itu, padahal dalam seminggu ini bisa diatasi pemerintah," tutup Andi.

[RWT]



Berita Lainnya