Samarinda

Warga Diminta Minimalisasi Penggunaan Kantong Plastik untuk Wadah Daging Kurban

Kaltim Today
19 Juli 2021 20:40
Warga Diminta Minimalisasi Penggunaan Kantong Plastik untuk Wadah Daging Kurban

Kaltimtoday.co, Samarinda - BEM KM Universitas Mulawarman (Unmul) menyelenggarakan talkshow lingkungan mengacu pada smart environmental action. Spesifiknya mengenai Kurban Minim Sampah (KUMIS). Diketahui, hari raya Idul Adha jatuh besok (20/7/2021) dan lazimnya pembagian daging kurban pasti dilakukan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani atau Yama menjadi salah satu narasumber di talkshow tersebut. Sudah sejak tahun lalu, hari raya Idul Adha tanpa sampah plastik terus digaungkan. Tahun ini, tantangannya tak hanya soal plastik, namun pandemi ikut memengaruhi. Sebab panitia kurban harus menjaga protokol kesehatan ketat.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor SE.2/PSLB3/PS/PLB.0/7/2021 tanggal 12 Juli 2021 tentang pelaksanaan hari raya Idul Adha tanpa sampah plastik telah disebutkan bahwa muncul imbauan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik daalam mengemas daging kurban.

Sehingga lebih diutamakan kemasan alternatif seperti daun, besek, dan wadah ramah lingkungan lainnya. Kemudian, menghindari membuang limbah siswa potongan hewan kurban ke TPS, drainase, sungai, dan dianjurkan mengubur potongan dengan memberi kapur untuk meredam bau yang ditimbulkan.

Selain itu, tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah ke TPS terdekat sesuai ketentuan jam yang ada.

"Dari tahun ke tahun, kementerian selalu mengimbau kita untuk mengurangi sampah plastik. Diganti dengan yang ramah lingkungan. Gubernur juga mengeluarkan surat yang meminta minimalisasi plastik. Lalu surat dari wali kota yang membolehkan salat Idul Adha dan minta daging kurban diantarkan bagi penerima," ungkap Yama pada Senin (19/7/2021).

Ditegaskan Yama, informasi mengenai hal tersebut sudah disebarluaskan ke masyarakat. Di lain sisi, dirinya juga mengharapkan agar sisa potongan hewan kurban tak dibuang ke TPS atau sungai. Kalau bisa dikubur. Sebab jika dibuang ke TPS, akan membusuk.

""Kami tidak memperkenankan masyarakat membuangnya ke TPS tapi tolong dikuburkan saja. Tapi saya melihat, bahwa ketika kurban itu biasanya ada sampah plastik. Jika bank sampah diorientasikan untuk mengendalikan sampah plastik, nilai jualnya itu minim, sulit sekali," tambah Yama.

Sehingga, pihaknya hanya mampu mengimbau penggunaan kantong plastik atau memakai wadah dari rumah. Bisa pula setidaknya gunakan plastik singkong. Di tengah pandemi, penggunaan wadah ramah lingkungan memang jadi tantangan.

Misalnya untuk besek, harganya cukup mahal dan kebanyakan didatangkan dari Jawa. Jika ingin menggunakan daun, bakal memakan waktu karena harus diolah lagi dan berpotensi menciptakan kerumunan selama pembuatan.

"Paling penting menurut kami, ketika memang ada kegiatan masyarakat yang mengganti plastik dengan bentuk yang lain, terima kasih. Tapi kalau pun tidak, saya berharap plastiknya jangan langsung dibuang. Bisa dicuci dan digunakan berulang. Setidaknya mengurangi untuk 1 hari," pungkasnya.

[YMD | TOS | ADV DLH SAMARINDA]



Berita Lainnya