Kaltim
130 Guru PPPK yang Lulus Passing Grade Belum Dapat Kepastian, FGLPG Kaltim: Ini Hak Kami
Kaltimtoday.co, Samarinda - Forum Guru Lolos Passing Grade (FGLPG) masih terus menanti kepastian. Pasalnya, 130 orang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru belum mendapat penempatan meski sudah lolos.
Ketua FGLPG Kaltim, Andreas Datong Tukan menegaskan, pihaknya tidak akan berhenti berjuang demi mendapat kepastian terkait penempatan ini. Sebelumnya, FGLPG telah menggantungkan harapan ke Komisi IV DPRD Kaltim terkait penempatan para guru.
"Kami takut kalau harus menunggu terus. Khawatir nanti sama seperti 2022. Sementara kuota pada 2023 ini sekitar 2.000 lebih. Jangan sampai tahun ini teman-teman masih tercecer," ungkapnya kepada Kaltimtoday.co, Jumat (10/2/2023).
Pada 2 Februari 2023 lalu, FGLPG Kaltim sempat bertemu dengan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Hadi Mulyadi. Kala itu, ujar Andreas, wagub menyampaikan hal yang sama seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim. Yakni, semua regulasi ada di pemerintah pusat.
"Pak wagub mengatakan, kalau seandainya di sini (regulasi ada di pemprov), sudah diselesaikan oleh beliau. Tapi pak wagub ingin membantu. Ini jadi titik terang dan harapan untuk kami," sambungnya.
FGLPG Kaltim berharap, 130 orang yang lulus passing grade untuk PPPK bisa diprioritaskan agar mendapat penempatan pada tahun ini. Kendati semua regulasi ada di pusat, Andreas menyebut daerah juga diberikan kewenangan untuk memaksimalkan formasi sesuai kuota yang ada.
"Cuma selama ini dari Disdikbud Kaltim kan sering mengatakan, memang membuka formasi tapi paling tidak disesuaikan dengan kebutuhan di daerah," lanjut Andreas.
Banyak di antara 130 guru yang lolos passing grade itu overload di mata pelajaran tertentu. Yakni Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU). Sementara, kebutuhan tenaga pengajar untuk PKWU dinilai sudah cukup.
Dijelaskan Andreas, perlu penyesuaian formasi yang selinear dengan ijazah yang dimiliki. Sebab banyak yang lolos passing grade dan mengambil PKWU, namun datang dari latar belakang ijazah yang berbeda-beda.
"Di sistem sscasn itu diperbolehkan mengambil formasi di PKWU. Formasinya memang paling banyak. Jadi yang seharusnya mengajar Biologi tapi mengambil PKWU," ucapnya.
Dari 130 orang itu, mayoritas merupakan guru yang mengajar di sekolah swasta. Nilai mereka pun termasuk tinggi. Namun ada beberapa yayasan tertentu yang punya kebijakan. Jika diketahui ada guru yang lolos passing grade, maka diminta berhenti mengajar.
"Kami ini korban dari regulasi itu. Kami sudah mengorbankan banyak hal. Berjuang, belajar, menghabiskan waktu berbulan-bulan supaya dapat nilai terbaik. Sebab regulasi pada 2022 itu, penempatan berdasarkan nilai," tegasnya.
Dia berharap, pemerintah daerah bisa mengakomodir agar 130 orang ini bisa segera mendapat tempat. Perjuangan FGLPG tidak akan pernah selesai sebelum mendapat haknya.
"Kami akan terus berjuang karena ini kan hak kami," tutupnya.
Sebagai informaai, kuota di Kaltim pada 2022 membuka sekitar 844 formasi, sedangkan guru yang lolos dari 2021 sebanyak 498 orang. Sebagian telah mendapat tempat dan tersisa 130 orang yang tidak.
[YMD | RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, Begini Jawaban Shin Tae-yong
- BRIDA Jaring Pelajar Potensial untuk Persiapkan Generasi Periset dan Peneliti di Wilayah Kaltim
- Perda Perlindungan Pesut Mahakam Masih Mandek, Anggota Dewan Kaltim Firnadi Siap Bantu Penyelesaian
- Tingkatkan Kualitas Riset, BRIDA Kaltim Gencar Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Perusahaan Luar Negeri
- Pj Gubernur Kaltim Soroti Penanganan Kasus Muara Kate, Akan Bangun Komunikasi dengan Polda dan 48 Inspektur Tambang