Politik

8 Caleg Melenggang ke Senayan, Awang Faroek Bikin Kejutan

Kaltim Today
16 Mei 2019 23:13
8 Caleg Melenggang ke Senayan, Awang Faroek Bikin Kejutan
Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

Sejumlah nama calon anggota legislatif (caleg) DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Kaltim diprediksi bakal mendapatkan kursi di Senayan. Dari 8 caleg itu, terdapat wajah baru dan lama yang akan mewakili Bumi Etam di parlemen pusat selama lima tahun mendatang.

Berdasarkan data yang diperoleh Kaltimtoday.co dari hasil rekapitulasi DB-1 Pleno KPU kabupaten/kota se-Kaltim, caleg DPR RI terpilih itu adalah Rudy Mas’ud dan Hetifah Sjaifudian dari Partai Golkar. Kemudian Safaruddin dan Ismail Thomas  dari PDIP. Disusul G. Budisatrio Djiwandono dari Partai Gerindra, Aus Hidayat Nur dari PKS, Awang Faroek Ishak dari Partai NasDem, dan Irwan dari Partai Demokrat.

Caleg Golkar Rudy Mas'ud meraih suara tertinggi sebanyak 128.909 suara. Raihan spektakuler Rudy sebagai pendatang baru dalam pertarungan politik Kaltim ke Senayan disebut-sebut tidak lepas dari dukungan keluarganya, mulai Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmat Mas'ud dan Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud. Selain itu, Rudy  juga dikenal sebagai caleg dengan latar belakang pengusaha yang memiliki kemampuan "logistik" paling memadai di antara kandidat lainnya.

Diposisi kedua ada politikus PDIP, Safaruddin. Mantan kapolda Kaltim itu meraih 86.528 suara. Safaruddin cukup punya prestasi moncer dalam percaturan politik Kaltim. Pensiun dari kepolisian, Safaruddin ditunjuk DPP PDIP sebagai calon wakil gubernur di Pilgub Kaltim 2018 mendampingi Rusmadi. Bekal popularitas selama pilgub meski kalah turut mendongkrak suara Safaruddin di Pileg 2019. Kini Safaruddin juga menjabat ketua DPD PDIP Kaltim.

Caleg inkumben dari Partai Gerindra G Budisatrio Djiwandono juga dipastikan lolos ke Senayan untuk periode selanjutnya. Keponakan Prabowo Subianto itu meraih 71.217 suara. Budisatrio menjadi salah satu kandidat yang cukup diuntungkan dengan adanya efek ekor jas Pilpres 2019, di mana pamannya Prabowo menjadi calon presiden.

"Prestasinya kurang terlihat, tapi diuntungkan momentum pilpres. Apalagi Gerindra cukup punya pengaruh di Kaltim," ujar Pengamat Politik Universitas Mulawarman (Unmul) Luthfi Wahyudi.

Caleg inkumben Hetifah Sjaifudian juga dipastikan lolos. Politikus Golkar itu berhasil meraup 66.487 suara. Menurut Luthfi, Hetifah merupakan satu dari tiga inkumben yang lolos dengan sepak terjang paling terlihat selama menjadi wakil Kaltim di DPR RI. Sehingga wajar jika terpilih lagi. Pelbagai upaya Hetifah menyuarakan aspirasi Kaltim di pusat cukup terlihat.

"Walaupun masih kurang dari yang diharapkan, setidaknya tanggungjawab Hetifah sebagai wakil Kaltim lebih terlihat di Senayan dibanding yang lain. Kalau terpilih lagi itu wajar dan memang layak," katanya.

Inkumben berikutnya yang kembali lolos ke Senayan adalah Aus Hidayat Nur. Politikus PKS itu meraih 51.409 suara. Kembali terpilihnya Kang Aus -- sapaan akrabnya tidak lepas dari kekuatan dan militansi kader dan simpatisan PKS. Konflik di internal PKS tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara PKS di Kaltim.

Mantan Bupati Kutai Barat Ismail Thomas juga lolos ke Senayan dengan perolehan  49.174 suara. Dibanding Safaruddin, Ismail Thomas disebut lebih identik dengan PDIP. Sehingga wajar jika kader akar rumput PDIP memilih Ismail Thomas.

"Personifikasi Ismail Thomas lebih dekat dan diingat  oleh kader PDIP Kaltim. Otomatis pencalonannya tidak bisa dinafikan dan memang punya peluang lolos," papar Luthfi.

Berikutnya caleg yang melenggang ke Senayan ada Irwan. Caleg dengan latar belakang sebagai aktivis lingkungan yang kini berkiprah di Partai Demokrat itu sukses meraih 40.329 suara. Irwan berhasil menggeser inkumben satu partainya Ihwan Datu Adam. Terpilihnya Irwan sendiri tidak banyak diprediksi pengamat karena minimnya sepak terjang dan prestasinya di percaturan politik Kaltim.

Terakhir, ada Awang Faroek Ishak. Sosok yang sejak pencalonannya menjadi buah bibir bahkan rela mundur lebih cepat sebagai gubernur itu berhasil melenggang ke Senayan dengan mengantongi 34.054 suara.

Menurut Luthfi, peluang Awang Faroek Ishak lolos ke Senayan sejak awal tidak bisa diragukan. Awang Faroek dikenal sebagai politikus senior yang diakui kelasnya secara nasional. Sudah pernah berkiprah beberapa periode sebagai anggota DPR RI. Selama menjadi wakil Kaltim di Senayan, Awang Faroek cukup vokal bersuara, khususnya berkaitan isu nasional. Kepiawaian Awang Faroek dalam politik juga terlihat saat pencalonannya di periode kedua sebagai gubernur Kaltim. Popularitas Awang Faroek saat itu tidak terkejar. Bersama Mukmin Faisal, Awang Faroek berhasil menang telak dan melenggang mulus menduduki posisi gubernur.

Ditambah, selama menjadi gubernur, Awang Faroek juga cukup banyak mengukiir presitasi. Beberapa di antaranya seperti menginisiasi pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, menyalurkan APBD Kaltim Rp 1,1 triliun untuk Beasiswa Kaltim Cerdas, dan menyelesaikan pembangunan Bandara APT Pranoto di Sungai Siring.

"Tidak heran Awang Faroek terpilih. Selain dipercaya bisa all out memperjuangkan Kaltim di pusat, pengaruh dan popularitasnya masih luar biasa," ujarnya.

PPP Gagal Kirim Wakil

PPP menjadi partai inkumben yang gagal mengirimkan wakilnya ke Senayan. Caleg inkumben PPP, Kasriyah, tidak memperoleh cukup suara. Padahal, dari sisi kapasitas Kasriyah cukup senior di politik.

Luthfi berpendapat, gagalnya PPP linier dengan kondisi secara nasional. Suara partai berlambang kakbah itu turun drastis. Salah satu faktonya adalah kasus korupsi yang melibatkan mantan ketua umum PPP Romahurmuzy. Majunya mantan wakil gubernur Kaltim Farid Wadjdy tidak cukup mendongkrak suara PPP yang hancur setelah diterpa badai korupsi tersebut.

"PPP secara nasional turun dan itu juga terjadi di Kaltim. Kasus Romahurmuzy jadi faktor X yang membuat PPP di Kaltim gagal mengirimkan wakil ke Senayan," sebut Luthfi.

Terlemparnya PPP membuat komposisi partai politik Kaltim yang mengirimkan wakil ke Senayan berubah. Golkar dan PDIP berhasil mengirimkan dua wakilnya. Sementara PKS, Nasdem, Gerindra, dan Demokrat mengirimkan satu wakil.

Awang Faroek Lolos

Keputusan Awang Faroek Ishak mempercepat pengunduran diri sebagai gubernur Kaltim akhirnya terbayar. Politikus senior kelahiran Tenggarong, 31 Juli 1948 itu dipastikan sukses melenggang ke Senayan. Dia berhasil mengantongi 34.054 suara.

Pencalonan Awang Faroek Ishak sempat menjadi buah bibir di masyarakat Kaltim. Selain karena keputusannya mundur lebih cepat demi pencalonannya ke DPR RI, juga faktor usia dan kesehatan. Awang diketahui menghabiskan lebih dari setengah masa jabatannya selama menjabat gubernur di kursi roda.

Meski begitu, kondisi tersebut tidak menyurutkan tekad Awang Faroek untuk kembali terjun ke pepolitikan di level pusat.

“Sudah 48 tahun saya terjun ke politik. Bersama Jokowi, nantinya akan saya bangun Kalimantan dari kursi anggota DPR RI. Jadi mundurnya saya dari kursi gubernur bukan berarti saya berhenti mengurus Kaltim. Tapi saya akan tetap bersama Kaltim walaupun sudah duduk di Senayan nanti,” ujar Awang Faroek saat menyatakan tekadnya 2018 lalu mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI.

Pengamat Politik Universitas Mulawarman Luthfi Wahyudi mengatakan, peluang Awang Faroek Ishak lolos ke Senayan sejak awal tidak bisa diragukan. Awang Faroek dikenal sebagai politikus senior yang diakui kelasnya secara nasional. Sudah pernah berkiprah beberapa periode sebagai anggota DPR RI. Selama menjadi wakil Kaltim di Senayan, Awang Faroek cukup vokal bersuara, khususnya berkaitan isu nasional.

Kepiawaian Awang Faroek itu juga terlihat dalam pencalonannya di periode kedua sebagai gubernur Kaltim. Popularitas Awang Faroek saat itu tidak terkejar. Bersama Mukmin Faisal, Awang Faroek berhasil menang telak dan melenggang mulus menduduki posisi gubernur.

Ditambahkan Luthfi, selama menjadi gubernur, Awang Faroek juga cukup banyak mengukiir prestasi. Beberapa di antaranya seperti menginisiasi pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, menyalurkan APBD Kaltim Rp 1,1 triliun untuk Beasiswa Kaltim Cerdas, dan menyelesaikan pembangunan Bandara APT Pranoto di Sungai Siring.

Awang Faroek, sebut dia, juga punya kemampuan lobi dengan ketum Partai Nasdem, Surya Paloh. Modal plus dibandingkan kandidat lain yang lolos ke Senayan.

"Tidak heran Awang Faroek terpilih. Selain dipercaya bisa all out memperjuangkan Kaltim di pusat, pengaruh dan popularitasnya masih luar biasa," ujarnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data yang diperoleh Kaltimtoday.co dari hasil rekapitulasi DB-1 Pleno KPU kabupaten/kota se-Kaltim, caleg DPR RI terpilih itu adalah Rudy Mas’ud dan Hetifah Sjaifudian dari Partai Golkar. Kemudian Safaruddin dan Ismail Thomas  dari PDIP. Disusul G. Budisatrio Djiwandono dari Partai Gerindra, Aus Hidayat Nur dari PKS, Awang Faroek Ishak dari Partai NasDem, dan Irwan dari Partai Demokrat.

[TOS]



Berita Lainnya