Samarinda

AJI dan Google Ajari Cara Menangkal Hoaks di Media Sosial

Kaltim Today
25 Agustus 2019 09:51
AJI dan Google Ajari Cara Menangkal Hoaks di Media Sosial
Puluhan jurnalis menjadi peserta Trainer Google News Initiative, Muhammad Iqbal di, Kota Samarinda, Minggu, 25 Agustus 2019.

Kaltimtoday.co, Samarinda – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar pelatihan cara mendeteksi dan menangkal hoaks atau berita bohong, sejak 23 hingga 25 Agustus 2019 di Samarinda. Puluhan jurnalis, mahasiswa, NGO, dan warga umum menjadi peserta.

“Hoaks dapat kita temukan sejak kita bangun. Saat bangun, apa yang pertama di buka? Handphone? Kita bisa menemukan banyak hoaks,” kata Trainer Google News Initiative, Muhammad Iqbal di, Kota Samarinda, Minggu, 25 Agustus 2019.

Selain mudah ditemui, hoaks juga dapat menimbulkan keresahan dan kegaduhan. Untuk itu, peserta diharap mampu mendeteksi dan menangkal hoaks yang kerap beredar di media sosial, dan dapat memberikan dampak hingga di dunia nyata. Terutama para jurnalis, agar dapat menjadi garda terdepan memverifikasi hoaks.

"Semakin kuat verifikasi yang dilakukan jurnalis, semakin minim warga terpapar hoaks, Bahkan karya jurnalistik bisa meredam segala potensi buruk dari hoaks," ujar Sekertaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Revolusi Riza.

Revo dan Iqbal memulai pemaparan dari cara mengetahui akun palsu. Peserta diberikan contoh-contoh akun palsu yang nyaris serupa dengan akun asli. Kebanyakan akun palsu menggunakan nama-nama orang yang terkenal atau memiliki pengaruh terhadap publik.

Mereka lalu menjelaskan tentang dua jenis hoaks. Yakni, misinformasi dan disinformasi. Misinformasi ialah informasi yang salah tapi dianggap benar karena ketidaktahuan. Sedangkan disinformasi adalah informasi diketahui hoaks, namun tetap sengaja disebarkan dengan tujuan tertentu.

“Hoaks mudah menyebar karena banuak orang sudah memiliki “kebenaran” dalam hatinya,” kata Revo.

Para trainer juga memaparkan tentang cara memverifikasi foto dan video. Agar tidak keliru ketika mencatat lokasi dan waktu peristiwa dari hasil tangkapan kamera yang beredar. Peserta juga diarjarkan cara memverifikasi website atau domain yang sekiranya dapat dipercaya.

Tak hanya teori, peserta juga langsung diberikan soal dari materi yang telah dipaparkan untuk menguji apakah bisa mendeteksi dan menangkal hoaks.

Materi lain yang tak kalah penting ialah tentang keamanan digital. Peserta dijelaskan agar akun media sosial dan data media sosial yang dimiliki aman dari penyalahgunaan oleh pihak yang tidak diinginkan.

Paada tahun ke dua ini, AJI, Google, dan Internews menargetkan 3 ribu jurnalis, mahasiswa dan kalangan umum dari puluhan kota di Indonesia mengikuti pelatihan ini. Di tahun sebelumnya, 3 ribu orang dari berbagai kalangan juga mengikuti pelatihan yang sama. Untuk kegiatan di Samarinda, pelaksana kegiatan ialah AJI Balikpapan Biro Samarinda.

[TOS | AJI SAMARINDA]



Berita Lainnya