Internasional
Alami Krisis Air, Palestina Gunakan Air Laut
Kaltimtoday.co - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kebutuhan air minimum masyarakat setiap hari antara 100 dan 120 liter untuk mempertahankan standar hidup paling dasar.
Meskipun jumlah penduduk Palestina meningkat dua kali lipat sejak penandatanganan Perjanjian Oslo pada 1993, jumlah air yang tersedia di Tepi Barat (sekitar 110 juta meter kubik air per tahun), masih sama dengan jumlah air yang tersedia pada 1995. Sehingga menurut para ahli, hal ini mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat Palestina.
Namun, hal ini berubah ketika perang meningkat di wilayah Palestina. Ribuan keluarga Palestina harus menderita dan hidup dengan kondisi kekurangan air yang parah. Sementara, warga Israel yang tinggal di dekat pemukiman Yahudi menikmati air dalam jumlah melimpah.
Israel Memutus Saluran Air Masyarakat Palestina
Terhitung kurang lebih sebulan setelah Israel melakukan penyerangan brutal dan pengepungan ke masyarakat Palestina, Israel memutus semua jalur distribusi pasokan kebutuhan ke Gaza.
Hal ini mengakibatkan masyarakat di wilayah tersebut menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Listrik mati, air bersih langka, dan bahan bakar terakhir untuk generator darurat rumah sakit bisa habis. Saat ini, Gaza dapat dikatakan sedang menghadapi krisis kemanusiaan.
Sejak 2007, Gaza telah menjadi sasaran blokade ketat darat dan laut oleh Israel yang mencegah warga sipil dan barang-barang, seperti makanan dan obat-obatan bergerak melintasi perbatasan dengan mudah.
Israel mengatakan blokade itu diperlukan untuk membatasi akses Hamas terhadap senjata. Sebagian besar makanan, air, dan obat-obatan yang masuk ke Gaza pertama kali melewati Israel. Namun, setelah serangan mendadak Hamas (7/10/2023), Israel memblokir semua pasokan yang masuk ke wilayah tersebut.
Masyarakat Palestina Gunakan Air Laut Untuk Mandi dan Mencuci Pakaian
Pemblokiran jalur distribusi kebutuhan masyarakat dan pemutusan sumber air serta listrik (8/10/2023) di Gaza menyebabkan masyarakat Palestina mengalami kelangkaan air bersih yang menyebabkan mereka harus menggunakan air laut untuk mandi dan mencuci pakaian.
View this post on Instagram
“kami pergi ke tempat berlindung di sekolah, tapi tetap tidak tersedia air bersih disana. Jadi kita datang ke laut untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah, kami menggunakan air laut untuk mencuci pakaian kita karena sumber air bersih telah diputus,” Ujar Faten Jundia, masyarakat Palestina (9/11/2023), disadur dari Al Jazeera (9/11/2023).
[Kontributor - Nur Jayanti | Editor - Diah Putri]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Menlu Sugiono Tegaskan Dukungan Indonesia untuk Palestina di KTT BRICS Plus 2024
- Setahun Serangan Israel ke Gaza, 42.000 Warga Palestina Tewas
- Kemenlu Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Lebanon, Iran, dan Palestina karena Situasi Keamanan
- WHO: 28 Tenaga Medis di Lebanon Tewas dalam Sehari akibat Serangan Israel
- Sekjen PBB Antonio Guterres Dilarang Masuk Israel, Disebut Persona Non-Grata