Bola

Arteta Tegaskan Arsenal Tak Butuh Simpati: “Kami Ingin Trofi, Bukan Pujian”

Kaltim Today
11 Mei 2025 19:46
Arteta Tegaskan Arsenal Tak Butuh Simpati: “Kami Ingin Trofi, Bukan Pujian”
Pemain Arsenal Bukayo Saka seolah tidak percaya gagal mencetak gol ke gawang PSG pada semifinal Liga Champions di Parc des Princes di Paris, Rabu, 7 Mei 2025. (AP/Aurelien Morissard)

Kaltimtoday.co - Kekecewaan tengah menyelimuti kubu Arsenal setelah mereka kembali menutup musim tanpa satu pun gelar juara. Pelatih Mikel Arteta menegaskan bahwa dirinya tidak ingin timnya dipandang sebagai pahlawan tanpa trofi, apalagi dikasihani.

Dalam wawancara bersama Sky Sports usai kekalahan dari Paris Saint-Germain (PSG) di semifinal Liga Champions, Arteta mengaku kecewa karena target utama mereka adalah menjadi juara, bukan hanya sekadar melangkah jauh.

“Kami ingin menjuarai Liga Champions, bukan sekadar sampai semifinal. Kalau ada yang bilang ‘tapi sudah sampai sejauh ini’, saya tidak mau dengar itu,” tegas Arteta, Minggu (11/5/2025).

Musim ini sebenarnya menandai pencapaian baru bagi The Gunners. Mereka kembali ke semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya dalam 16 tahun dan sempat menyingkirkan Real Madrid di perempat final. Namun, saat melawan PSG, Arsenal hanya mampu mencetak satu gol dalam dua leg dan tersingkir dengan agregat 1-3.

Tak hanya gagal di Eropa, Arsenal juga gagal tampil konsisten di laga-laga krusial Premier League. Jika finis di peringkat kedua, maka ini menjadi kali ketiga secara beruntun Arsenal menjadi runner-up di bawah asuhan Arteta.

“Kami sangat dekat, tapi belum cukup,” ujarnya.

Kondisi ini memunculkan spekulasi bahwa Arsenal butuh striker baru. Namun, Arteta memastikan bahwa manajemen dan direktur olahraga telah memiliki rencana matang untuk membenahi tim, tanpa mengorbankan arah proyek jangka panjang yang tengah dibangun.

Salah satu penyebab merosotnya performa Arsenal musim ini menurut Arteta adalah badai cedera. Ia menyebut cedera pemain kunci sebagai mimpi buruk yang memengaruhi ritme latihan hingga taktik saat pertandingan besar.

“Kami kehilangan pemain-pemain kunci di saat genting. Itu harus jadi bahan evaluasi besar untuk musim depan,” tuturnya.

Pada laga terakhir musim ini, Arsenal akan menghadapi Liverpool yang sudah memastikan gelar juara Premier League. Meski harus memberikan guard of honour, Arteta mengaku momen itu akan terasa pahit.

“Rasanya campur aduk. Melawan PSG adalah malam paling menyakitkan sekaligus membanggakan saya sebagai manajer Arsenal. Sekarang, kami harus membahas kenapa belum berhasil, dan bagaimana musim depan bisa benar-benar juara,” tutupnya.

[TOS]



Berita Lainnya