Daerah
Atasi Banjir, Samarinda Bangun Folder Raksasa dan Susun Rencana Bendungan Otomatis Rp800 Miliar

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemkot Samarinda tengah memperkuat upaya pengendalian banjir dengan menerapkan strategi terpadu yang mencakup seluruh alur sungai, mulai dari hulu hingga hilir.
Saat ini, fokus utama diarahkan pada pembangunan folder air di daerah hulu sebagai penampung limpahan air, serta optimalisasi drainase di kawasan permukiman padat.
Asisten II Setda Kota Samarinda, Marnabas Patiroy dalam sebuah kesempatan menjelaskan bahwa langkah mitigasi ini kini disusun secara sistematis dan tidak lagi bersifat responsif semata.
Adapun sistem perencanaan yang kini diterapkan didasarkan pada analisis data aliran air serta pola curah hujan untuk menghasilkan perencanaan yang lebih tepat sasaran.
“Salah satu proyek kunci adalah folder Pampang seluas 70 hektare, yang kini 30 hektarenya tengah dalam proses pembangunan,” jelasnya baru-baru ini.
Menurutnya, pembangunan folder air memiliki fungsi strategis sebagai wadah penampungan sementara yang menahan aliran air sebelum dialirkan ke wilayah hilir. Kehadiran fasilitas ini bertujuan mengurangi risiko genangan, khususnya ketika curah hujan tinggi bertepatan dengan naiknya permukaan sungai, seperti yang sering terjadi belakangan ini.
“Air dari hulu itu yang selama ini jadi beban utama. Maka kita siapkan folder sebagai penahan. Pampang sudah berjalan, dan kami juga dorong pembangunan di kawasan Bengkuring dan Damanhuri.”
Terbaru, Pemkot Samarinda diketahui telah menerima hibah lahan dari Pemprov Kaltim guna penanganan banjir di Gang Ogok di kawasan Damanhuri. Rencananya, hibah lahan tersebut juga akan diperuntukkan sebagai pembangunan folder air atau kolam retensi.
Selain melakukan optimalisasi pada folder air, sistem drainase yang ada turut menjadi perhatian Pemkot Samarinda. “Sekarang kita perlebar drainase. Karena aliran masuk ke sungai itu lambat. Artinya ada yang buntu, dan itu yang sedang kita benahi.”
Salah satu rencana jangka panjang yang tengah dikaji adalah pembangunan bendungan otomatis di muara Sungai Karang Mumus, tepatnya di sekitar Jembatan Satu. Proyek ini berskala besar dan diperkirakan menelan biaya hingga Rp800 miliar.
Karena besarnya skala dan anggaran, pembangunan bendungan tersebut memerlukan kerja sama antar instansi serta dukungan dari pemerintah pusat. Tak hanya itu, koordinasi lintas lembaga menjadi kunci agar rencana ini bisa terwujud secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan, mengingat kompleksitas sistem sungai di Samarinda yang saling terhubung. Sungai Karang Mumus menjadi hilir dari banyak anak sungai, sehingga penanganannya harus menyeluruh. Saat ini, terdapat 17 anak sungai yang tengah dipetakan untuk menentukan langkah penataan atau penutupan bila diperlukan.
“Solusi banjir tidak cukup dari satu sisi. Kita harus kerja bareng, baik di tingkat teknis, masyarakat, maupun kebijakan,” kunci Marnabas.
[NKH | RWT]
Related Posts
- Bangunan Liar di Atas Drainase Jalan PM Noor Ditertibkan, Camat Samarinda Utara Dorong Partisipasi Masyarakat Jaga Lingkungan
- Krisis Sopir, Ambulans Puskesmas Sungai Siring Tak Bisa Beroperasi Saat Darurat
- Seno Aji Sebut Pengelolaan Sungai Terintegrasi Jadi Kunci Atasi Banjir Kaltim
- Samarinda Targetkan Predikat Kota Layak Anak Kategori Utama, Kebermanfaatan Fasilitas Jadi Kunci
- Posko Aduan SPMB Samarinda Terima Satu Laporan, Tim Pengawas Gerak Cepat Berikan Solusi