Daerah
Bus Gratis untuk Pelajar, MKKS Samarinda Soroti Pentingnya Perhitungan Waktu dan Titik Kumpul Strategis
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub) tengah menyiapkan uji coba bus gratis khusus pelajar sebagai solusi atas larangan siswa SMP dan SMA membawa kendaraan bermotor. Program ini diharapkan bisa menekan angka kecelakaan, mengurai kemacetan, parkir liar, hingga polusi udara.
Di tahap awal, Dishub akan menyewa 8–12 unit bus yang beroperasi di kawasan Samarinda Kota mulai Oktober atau November 2025 selama tiga bulan. Perkiraan anggarannya mencapai Rp600–900 juta.
Program yang sudah mendapat restu Wali Kota Samarinda ini disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Samarinda. Ketua MKKS Samarinda, Abdul Rozak, menegaskan dukungannya atas rencana tersebut karena dinilai bisa menjadi solusi transportasi yang aman bagi pelajar.
“Secara prinsip saya setuju, karena bus gratis ini bisa mengurangi kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan siswa. Apalagi anak SMP dan SMA sebagian besar belum memiliki SIM,” ujarnya.
Meski demikian, Rozak menilai ada sejumlah catatan yang perlu diperhatikan sebelum program benar-benar diterapkan. Salah satunya terkait perhitungan waktu keberangkatan bus agar siswa tidak terlambat masuk sekolah.
“Anak-anak kita ini jam 7.15 sudah masuk. Kalau bus harus berhenti di setiap jalan untuk menjemput siswa, jam berapa sampainya? Ini harus dipikirkan matang agar tepat waktu,” jelasnya.
Catatan lain adalah soal titik kumpul atau halte yang strategis. Menurutnya, pemerintah perlu menyiapkan titik kumpul tertentu agar operasional bus lebih efektif dan tidak memakan waktu terlalu lama. Namun, Rozak mengingatkan bahwa tidak semua pelajar tinggal di dekat jalan utama.
“Ada anak yang rumahnya masuk 1–2 kilometer dari jalan raya. Pertanyaannya, siapa yang akan mengantar mereka ke halte? Itu juga perlu menjadi kajian supaya tidak menambah beban orang tua,” tegasnya.
Ia juga menyinggung potensi perbedaan waktu tempuh antar sekolah. Jika bus berhenti di banyak lokasi, dikhawatirkan ada siswa yang tiba terlambat. “Kalau sekolahnya yang didatangi lebih awal mungkin aman, tapi bagaimana dengan yang terakhir? Jangan sampai anak-anak terlambat dan akhirnya sopir yang disalahkan,” tambah Rozak.
Kendati banyak catatan, Rozak optimistis program ini bisa berjalan baik jika direncanakan secara matang. Ia menilai kehadiran bus gratis pelajar akan sangat meringankan beban biaya transportasi orang tua, sekaligus mendukung visi besar Pemkot Samarinda dalam menata transportasi perkotaan yang lebih aman, murah, dan ramah lingkungan.
“Saya mendukung penuh wacana ini, asal betul-betul dipikirkan soal perhitungan waktu, titik kumpul, dan akses anak ke halte agar tidak terlambat sampai di sekolah,” pungkasnya.
[NKH]
Related Posts
- Penyelidikan Kasus Briptu AP Berlanjut, Dugaan Judi Online Muncul ke Permukaan
- Inspektorat Kaltim: Mantan Pejabat Wajib Kembalikan Mobil Dinas, Jika Tidak Bisa Terjerat Penggelapan Aset
- Anggota Polresta Samarinda Ditemukan Meninggal di Rumah Dinas, Polisi Lakukan Penyelidikan
- Ahli Gizi Ingatkan Menu MBG Tak Boleh Berisi Makanan Instan seperti Nugget dan Sosis
- Prakiraan Cuaca Samarinda dan Sekitarnya Hari Ini, Senin, 3 November 2025









