Kaltim

Cerita Mahasiswa Unmul KKN di Tengah Pandemi, Lurah Positif Covid-19, Dilema Jalankan Program Kerja

Kaltim Today
10 Juli 2021 20:17
Cerita Mahasiswa Unmul KKN di Tengah Pandemi, Lurah Positif Covid-19, Dilema Jalankan Program Kerja

Kaltimtoday.co, Samarinda - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulawarman (Unmul) angkatan 47 dirancang berbeda dibanding tahun lalu. Tahun ini, mahasiswa masih diperkenankan turun ke lapangan meski sangat dibatasi. Contohnya ketika ingin mengambil data lapangan. Sisanya, program KKN diprioritaskan dilakukan secara daring. 

Seorang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unmul, sebut saja AJ, menceritakan pengalamannya selama KKN yang dimulai sejak 21 Juni 2021. AJ berdomisili di Samarinda. KKN juga di Samarinda.

Sejak KKN dimulai, AJ mengaku sudah 5-6 kali turun ke lapangan bersama teman-teman sekelompoknya. Kegiatan turun ke lapangan itu dia lakukan setiap minggu. Di kelurahan tempatnya bertugas, mahasiswa tak disediakan posko. AJ dan teman-temannya sempat berpikir untuk mencari posko sendiri. Tapi batal karena kondisi yang tak memungkinkan.

"Lurah enggak begitu aktif, jadi kami inisiatif tiap Senin datangi ke kelurahan. Program kami ke kelurahan seperti biasa. Bertanya soal keluhan warga, dan program kelurahan untuk kami sinkronkan dengan usulan program kerja," cerita AJ, Jumat (9/7/2021).

KKN Unmul tahun ini, kata AJ, diperbolehkan secara luring. Tapi karena kasus positif Covid-19 yang semakin tinggi, Unmul minta mahasiswa KKN untuk memprioritaskan program KKN dilakukan secara daring. 

 

"Sudah ada tiga kali surat edaran keluar. Awalnya kan memang masih bisa luring, nah terus minta dimaksimalkan daring lagi," katanya. 

Surat edaran tersebut pun sudah AJ dan kelompoknya teruskan ke pihak kelurahan. Pendamping lapangan kelompok AJ juga menyerahkan semuanya kepada mahasiswa. Sehingga AJ dan teman-temannya yang mengatur semua program untuk dijalankan secara daring.

"Itu dikembalikan lagi semuanya ke kami. Memang dari awal kami enggak terlalu dilibatkan dengan program-program kelurahan, karena kebanyakan juga mereka lewat daring. Praktik lapangan kami fleksibel saja," kata AJ.

AJ dan kelompok terakhir kali berkunjung ke kelurahan, Senin (5/7/2021). Saat informasi kasus positif Covid-19 di Kaltim belum begitu melonjak signifikan. Sedangkan dosen pembimbing lapangan, hanya mengingatkan untuk tetap jaga protokol kesehatan (prokes) dan mengurangi interaksi. Ketika turun ke lapangan, harus menggunakan almamater, masker, dan prokes lainnya. 

Beberapa kali ke kelurahan, AJ dan anggota kelompoknya sempat menemui warga dan membahas keluhan. Hal itu diakuinya sebagai inisiatif kelompoknya. Saat itu, kelurahan mengarahkan kelompok AJ untuk bertemu dengan ketua RT setempat. 

"Saat itu bertemu ketua RT dulu. Setelah itu, ketua RT mengarahkan kami lagi. Sejauh ini, sudah ada 3 rumah warga yang kami datangi," ujarnya.

Adapun untuk eksekusi program KKN, AJ bersama anggota kelompoknya secara daring. Biasanya memanfaatkan grup di aplikasi pesan instan. 

"Untuk eksekusi program via online. Proker kami ada delapan. Awalnya ada juga yang offline. Tapi kalau melihat kondisi seperti saat ini, kemungkinan semua program online," tuturnya.

Cerita lain datang dari RS, mahasiswa Unmul dari FISIP. RS dan anggota kelompoknya saat ini menggelar program KKN di Bontang.

Kelompok KKN RS juga turun ke lapangan. Pekan pertama KKN, kelurahan minta kelompok RS untuk datang ke kantor kelurahan. Mengikuti jam kerja mulai pukul 08.00-16.00 Wita.

"Saat minggu kedua, lurah positif Covid-19 dan harus isolasi mandiri. Untungnya kami cuma interaksi dengan lurah saat apel pagi sebelum positif," ungkap RS, Sabtu (10/7/2021).

Akhirnya, pendamping lapangan minta RS dan kelompoknya untuk tidak turun ke lapangan setiap hari. Hal tersebut dianggap RS sesuai dengan arahan dari Tim KKN Unmul yang minta mahasiswa tidak sering ke lapangan, kecuali jika benar-benar perlu.

Untuk menyicil program kerja, RS mengaku masih turun ke lapangan. Kebetulan kelurahan menyediakan posko bagi mahasiswa. Tidak ada hari atau jam batasan bagi mahasiswa jika ingin berkunjung ke posko. Namun, AJ mengaku tetap mengikuti jadwal kelurahan karena tidak memegang kunci.

"Hampir setiap Senin-Jumat ke lapangan. Di minggu kedua baru kami enggak turun. Kami ke kelurahan khusus langsung kerjakan proker. Cuma rentang jamnya dari pukul 10.00-14.00 Wita," ujarnya.

Sejak terjadi kenaikan signifikan kasus Covid-19, RS menyebut tak ada larangan dari dosen pembimbing lapangan terkait boleh atau tidak ke lapangan atau program KKN digelar secara daring  penuh sampai selesai.

AJ menyebut, sudah menerima surat edaran soal kebijakan kampus dan pemerintah terkait kasus Covid-19 yang kembali meninggi. Surat itu disampaikan melalui grup koordinasi. Dosen pembimbing lapangan hanya mengimbau agar sebisa mungkin KKN dilaksanakan daring.

RS dan kelompoknya mengaku sempat dilema. Sebab program kerja sudah telanjur dibuat dan berjalan.

"Kami enggak ke RT-RT karena mengurangi interaksi dengan masyarakat. Jadi sejauh ini kami langsung cari komunitas yang bisa jadi target program kami. Sejauh ini interaksi yang dilakukan baru ke pihak kelurahan dan ibu PKK," jelas dia.

 

Senada dengan AJ, RS dan kelompok juga mengaku tetap mengenakan almamater dan mematuhi prokes saat bertandang ke kelurahan selama program KKN. Bahkan dia menyebut, di posko juga tersedia masker dan handsanitizer.

RS mengakui, dosen pembimbing lapanganya tak menyampaikan larangan tegas terkait kegiatan turun ke lapangan. Semua dikembalikan ke mahasiswa.

"Jadi kelompok saya untungnya sama-sama paham untuk membatasi kegiatan setelah KKN selesai tiap harinya. Kami upayakan untuk tidak bertemu dulu selain teman sekelompok," ucap dia.

Sejauh ini, dikatakan RS, belum ada kepastian tetap turun ke lapangan atau penuh berkegiatan secara daring mulai pekan ketiga KKN. 

"Dosen pembimbing lapangan tau kalau kami mau turun lapangan. Tapi enggak berkala ya konteksnya kalau konsultasi itu. Cuma saat pengajuan program kerja kami jelaskan yang daring dan luring. Pembimbing lapangan juga tahu kalau kami ke lapangan," lanjutnya. 

Disebutkan RS, kelompoknya punya 7 program kerja individu dan 3 program kerja kelompok. Rincian program kerja kelompok ada 1 yang luring dan 2 yang daring.

"Online di program kelompok kami itu pembuatan video edukasi. Tapi jadinya konteks online itu cuma cara penyebaran hasil proker. Eksekusi prokernya ya di posko," pungkasnya.

[YMD | TOS]



Berita Lainnya