Advertorial

Dampak Jembatan Sambaliung Ditutup, Warga Gelar Protes hingga Antrean Panjang di Dermaga Jalan Milono-Singkuang

Rizal — Kaltim Today 04 Juni 2023 06:09
Dampak Jembatan Sambaliung Ditutup, Warga Gelar Protes hingga Antrean Panjang di Dermaga Jalan Milono-Singkuang
Situasi di Jembatan Sambaliung saat dilakukan penutupan. Sejumlah warga sempat protes saat penutupan jembatan. Sultan Sambaliung yang berada di lokasi mencoba menenangkan warga. (Rizal/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Berau - Jembatan Sambaliung yang merupakan penghubung antar Kecamatan Tanjung Redeb dengan Kecamatan Sambaliung dan kecamatan lainnya di daerah pesisir pada Sabtu (3/6/2023) telah ditutup untuk dilakukan perbaikan. 

Berdasarkan pantauan Kaltimtoday.co, pada hari pertama penutupan Jembatan Sambaliung, muncul berbagai polemik. Di antaranya antrean panjang di dermaga Jalan Milono dan di dermaga Jalan Singkuang. Hal ini menyebabkan warga melakukan aksi protes. Masyarakat protes karena tidak adanya jaminan keselamatan pada jalur alternatif yang ditawarkan.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Berau Madri Pani mengatakan, sebelum menutup Jembatan Sambaliung, Pemkab Berau seharusnya memikirkan rencana yang lebih matang. 

Penutupan Jembatan Sambaliung sudah direncanakan sejak satu tahun lalu. Seharusnya dengan waktu satu tahun tersebut, Pemkab Berau sudah bisa memikirkan wacana yang matang. Sehingga ketika Jembatan Sambaliung sudah ditutup, tidak ada penolakan dari masyarakat. 

“Kan ada waktu penundaan satu tahun. Tapi pemkab tidak ada persiapan. Tiba-tiba ditutup saja. Tentu ada penolakan dari masyarakat,” katanya Madri.

Sementara terkait dengan adanya kajian bahwa umur jembatan penghubung enam kecamatan tersebut tidak lama lagi, Madri mengatakan seharusnya Pemkab Berau sudah memiliki opsi lain, seperti menggenjot pengerjaan Jembatan Kelay III agar ada alternatif lain bagi masyarakat. Sebab anggaran pemkab cukup besar. 

“Jika bisa ditunda, lebih baik ditunda dulu karena persiapan benar-benar belum matang,” tuturnya.

Dijelaskan Madri, Jembatan Kelay III sudah diwacanakan sejak 2012 lalu, namun setelah 11 tahun, belum ada eksekusi sama sekali. Padahal dengan adanya jembatan tersebut, kendaraan berat pengangkut logistik, bisa melintasinya. Sehingga Jembatan Sambaliung difokuskan untuk masyarakat dengan kendaraan ringan.

"Dari dulu, sudah dibahas soal ini. Tapi seperti tidak ditanggapi,” ujarnya.

Padahal, jika pembangunan Jembatan Kelay III disetujui sejak dulu, masyarakat tentu tidak panik seperti saat ini. Bahkan masyarakat dibuat bingung, terkait maju mundurnya penutupan jembatan. Tidak sedikit masyarakat sudah pindah, namun tidak ada kepastian.

“Kita ambil contoh saat ini, tidak jadi ditutup lagi. Padahal sudah H+1,” beber Madri Pani.

Ia juga menyinggung soal ketersedian dermaga jetty. Menurut informasi yang dia dapat, kondisinya kurang layak. Padahal dengan anggaran yang cukup besar, Pemkab Berau dapat menyediakan dermaga yang layak. Soal itu dipakai sementara atau selamanya tidak menjadi masalah, yang terpenting keselamatan masyarakat.

“Sistem penerangannya seperti apa? Ini juga menjadi perhatian. Seharusnya dermaga tidak hanya dua, tapi ditambah, seperti Samburakat ke Gurimbang. Dikhususkan kendaraan besar. Seperti pertamina maupun lainnya. Agar suplai tidak terganggu,” ucapnya.

Pemkab Berau juga diminta untuk menyediakan speed khusus untuk mengangkut pasien gawat darurat agar tidak menunggu untuk menyeberang. 

“Ada pihak ketiga, tidak mungkin mereka tidak mau membantu. Intinya, perlu ketegasan saja jika ingin Berau ini maju,” tutupnya.

Sementara, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Anang mengatakan bahwa, penutupan kembali diundur lantaran volume kendaraan dan manusia membludak.

“Kami memaklumi juga karena penutupannya pas di jam pulang sekolah, mungkin juga sebagian masyarakat ada yang belum paham dan masih kaget dengan adanya penutupan jembatan ini,” ucapnya.

Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan kontraktor terkait kelonggaran yang diberikan.

“Kami sudah koordinasi dengan pihak kontraktor, agar alat berat yang membentang saat ini dipinggirkan dahulu karena ini justru memicu keributan masyarakat,” ujarnya.

Kontraktor juga telah memberikan kelonggaran agar jembatan dibuka terlebih dahulu untuk kendaraan roda dua. 

“Dari dua hari yang lalu, kami sudah bersiap dan kami memang diinstruksikan untuk membantu mengatur keamanan,” jelasnya.

“Kami telah mengerahkan 30 personel dan akan dilakukan floating saat tengah malam nanti agar maksimal. Mengingat mobilitas masyarakat saat siang hari cukup tinggi,” lanjutnya.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat yang kurang berkepentingan untuk tidak menyeberang dulu saat ini.

“Rencananya sore akan kami tutup, dan saya mengimbau kepada masyarakat untuk mengerti dan tidak menyeberang jika tidak memiliki kepentingan,” pungkasnya.

[RWT | ADV DPRD BERAU]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya